Hadits ke-40
Indahnya Bersahabat karena Allah Ta’ala
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلِّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: الإِمَامُ الْعَادِلُ وَ شَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ رَبِّهِ وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَ رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَ رَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ وَ رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan pada hari kiamat di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1). Pemimpin yang adil;
2). Pemuda yang tekun beribadah kepada Allah;
3). Seseorang yang hatinya terus terpaut dengan masjid;
4). Dua orang yang mencintai karena Allah, yang berpisah dan berkumpul karena-Nya;
5). Seseorang yang dipanggil perempuan yang berpangkat lagi cantik (untuk melakukan perbuatan keji), tetapi dia berkata: Aku takut kepada Allah;
6). Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya, dan
7). Seseorang yang mengingat Allah di saat sunyi sehingga air matanya meleleh.” (H.R. al-Bukhari).
Keterangan:
Dalam menjalin persahabatan, Rasulullah s.a.w. tidak pernah memilih-milih. Beliau senantiasa bergaul dengan siapa saja. Beliau tidak memilih orang kaya dibandingkan orang miskin.
Ketika menjalin ikatan persahabatan, sebagaimana disinyalir dalam hadits di atas, beliau hanya berpatokan pada usaha mencari ridha Allah semata. Karena itu, beliau senantiasa menjalin persahabatan dengan orang-orang yang berpayung pada ridha Allah juga. Sebaliknya, terputusnya persahabatan beliau dengan seseorang pun berdasar atas ridha dan kehendak Allah. Maka, tidak ada alasan duniawi apa pun yang bersembunyi di balik keputusan beliau untuk menjalin atau memutus tali persahabatan dengan orang lain. Semuanya murni karena Allah.
Semoga kita dapat mengikuti sunnah dan teladan persahabatan ala Rasulullah ini, persahabatan yang murni dan tulus, yang semua gerak dan diamnya hanya didasarkan kepada ridha Allah. Dengan demikian, kita pantas mendapatkan janji Rasul tentang Naungan Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. Amin. Wallahu a‘lam.