39 Berbudi Pekerti Mulia – Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

40 HADITS SHAHIH
Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-39

Berbudi Pekerti Mulia

 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو (ر) قَالَ: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ (ص) فَاحِشًا وَ لاَ مُتَفَحِّشًا وَ كَانَ يَقُوْلُ: إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا.

Artinya:

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata: Nabi tidak pernah berbuat dosa dan tidak pernah berkeinginan untuk itu. Nabi bersabda: “Orang yang terbaik adalah yang berakhlak paling mulia.” (H.R. al-Bukhari).

 

Keterangan:

Akhlak (budi pekerti mulia) sangat dianjurkan Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan Pencipta, maupun lingkungannya. Meskipun demikian, orang berakhlak mulia itu bukan berarti orang yang tidak pernah melakukan kesalahan dan kekeliruan, melainkan orang yang mau menyadari kekeliruan dan kesalahannya dan segera memperbaikinya. Untuk membentuk kepribadian mulia tersebut, lagi-lagi perlu kepribadian dan sentuhan orang tua, dimulai dari ucapan yang baik, cara bersikap yang baik sampai implementasi sehari-hari. Jika proses penanaman budi pekerti ini bisa dilakukan maka anggota keluarga kita akan menjadi orang-orang yang berakhlak mulia.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *