Hati Senang

38 Kemandirian Seorang Anak – Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

40 HADITS SHAHIH
Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

Oleh: Alaik S.


Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-38

Kemandirian Seorang Anak

 

عَنِ الْمِقْدَامِ (ر) عَنْ رَسُوْلِ اللهِ (ص) قَالَ: مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلَ يَدِهِ وَ إِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوَدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ.

Artinya:

Diriwayatkan dari al-Miqdam, Rasul pernah bersabda: “Tidak ada makanan yang lebih baik untuk seseorang melebihi makanan yang dihasilkan oleh tangannya sendiri. Nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri.” (H.R. al-Bukhari).

 

Keterangan:

Hidup mandiri dan tidak tergantung pemberian orang tua adalah prinsip hidup yang harus ditanamkan kepada anak-anak kita agar mereka kelak menjadi anak yang mampu menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya tanpa menunggu pemberian (warisan, misalnya) dari orang tua. Untuk menghantarkan anak-anak hidup mandiri, bekal ilmu dan pengalaman kerja adalah dua hal yang perlu ditanamkan orang tua. Rasul sendiri tegas menyampaikan prinsip hidup yang satu ini kepada umatnya.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.