Hadits ke-36
Menghormati Sahabat dari Kalangan Non Muslim
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: أَلاَ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا مَعَاهِدًا لَهُ ذِمَّةُ اللهِ وَ ذِمَّةُ رَسُوْلِهِ فَقَدْ أَخْفَرَ بِذِمَّةِ اللهِ فَلاَ يُرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ.
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda: “Siapa yang membunuh seorang kafir mu‘ahid yang berada di bawah jaminan Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah meremehkan jaminan Allah dan Rasul-Nya, dan dia tidak akan mencium bau surga.” (H.R. at-Tirmidzi).
Keterangan:
Wajah Islam yang toleran dan ramah senantiasa diukir oleh Rasulullah s.a.w. dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai seorang Rasul yang bertugas menyebarkan risalah Islam, beliau tidak pernah memaksa orang lain untuk memeluk agamanya. Beliau memberikan kebebasan sepenuhnya kepada mereka untuk menganut keyakinannya sendiri-sendiri. Sebab, keimanan memang sebuah entitas yang tumbuh dari hati nurani dan tidak bisa dijejalkan begitu saja.
Sebagaimana diketahui bersama, pada masa hidup beliau masih banyak ditemukan orang-orang yang beragama Yahudi dan Nashrani di kota Madinah. Kendatipun di masa itu beliau memegang tongkat kendali kekuasaan, beliau tidak berlaku semena-mena kepada pihak lain. Dilatarbelakangi sikap toleransi beliau tidak berkehendak menindas maupun memaksa kaum lain, meskipun mereka minoritas. Rasulullah berprinsip bahwa selama kaum non Muslim itu tidak melancarkan serangan atau mengusik kedamaian kaum muslimin, maka hubungan yang harmonis dengan mereka perlu tetap dibina. Sebaliknya, menyakiti mereka sama dengan menyakiti kaum muslimin sendiri dan hukumnya haram.