Hadits ke-34
Tidak Mengusik Jiwa dan Harta Benda Sahabat
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص) فِيْ حَجَّةِ الْوَدَاعِ: أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَ أَنْفُسِهِمْ.
Artinya:
Rasulullah s.a.w. bersabda pada saat haji Wada‘: “Aku ingin memberitahu kalian: sesungguhnya orang mukmin adalah orang yang mana orang lain merasa aman harta benda dan jiwanya dari gangguannya.” (H.R. Ahmad).
Keterangan:
Hadits di atas disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. pada waktu haji Wada‘. Menurut catatan sejarah, haji Wada‘ merupakan haji terakhir yang ditunaikan Rasulullah s.a.w. Setelah itu beliau menghadap kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan begitu, jelas sudah bahwa ini merupakan wasiat terakhir beliau. Tentunya, di akhir hayatnya, beliau tidak mungkin menyampaikan wasiat kecuali memang sangat penting bagi kebahagiaan seluruh umatnya.
Bukan ibadah ritual yang disinggung oleh Rasulullah s.a.w. dalam haji Wada‘ tersebut. Sebaliknya, beliau justru menyoroti ibadah sosial yang menitikberatkan pada bagaimana etika yang mesti diterapkan dalam menjalin hubungan dengan saudara dan sahabat, atau – lebih khusus lagi – menjalin hubungan dengan sesama Muslim.
Poin pokok sabda Nabi di atas adalah supaya kita menjaga diri, jangan sampai menyakiti orang lain. Melalui kontrol sepenuhnya terhadap diri, maka orang lain bisa merasa aman (jiwa dan hartanya) dari kejahilan kita. Inilah tolok ukur mukmin sejati.