33 Menyuruh Shalat – Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

40 HADITS SHAHIH
Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-33

Menyuruh Shalat

 

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ هُمْ أَبْنَاءُ سَبْعٍ سِنِيْنَ وَ اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

Artinya:

Dari ‘Amr bin Syu‘aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Rasul pernah bersabda: “Suruh anakmu shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah (jika tak shalat) ketika ia sudah berumur sepuluh tahun, dan pisahlah (anak laki-laki dan perempuan) di tempat tidur.” (H.R. Abu Dawud).

 

Keterangan:

Pendidikan shalat terhadap anak sebaiknya ditanamkan sejak dini, setidaknya sejak ia berumur tujuh tahun. Pendidikan ini harus lebih diintensifkan lagi ketika sang anak sudah berumur sepuluh tahun. Sebab pada umur ini anak sudah mendekati bahkan sudah akil balig.

Jika orang tua terlambat memberikan pendidikan kepada anaknya, dikhawatirkan sang anak akan semakin lama mengenal hakikat dan makna ibadah (shalat) yang itu sangat penting dalam ajaran Islam.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *