Hadits ke-32
Memperluas Jaringan Persahabatan
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبَيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَ تَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا فَالنَّاسُ رَجُلاَنِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيْمٌ عَلَى اللهِ وَ فَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللهِ وَ النَّاسُ بَنُوْ آدَمَ وَ خَلَقَ اللهُ آدَمَ مِنْ تُرَابٍ قَالَ اللهُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَ أُنْثَى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَ قَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.
Artinya:
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah s.a.w. berkhutbah pada hari penaklukan kota Mekkah. Beliau bersabda: “Wahai umat manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan berbagai keburukan jahiliyah dari kalian dan beragam bentuk kesombongan atas nenek moyang. Ketahuilah, manusia terbagi dua. Pertama, orang yang baik, bertakwa dan mulia di sisi Allah. Kedua, orang yang aniaya, celaka dan hina di sisi Allah. Semua manusia adalah anak cucu Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Allah berfirman: “Wahai umat manusia sesungguhnya Kami jadikan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengawasi.” (11) (H.R. at-Tirmidzi).
Keterangan:
Sesungguhnya Allah menciptakan umat manusia ini tidak dalam satu warna. Sebaliknya malah, menciptakan manusia dalam beragam warna, baik itu warna kulit, warna suku, warna bangsa, warna bahasa dan lain sebagainya. Kemajemukan tersebut merupakan kodrat yang telah digariskan oleh-Nya. Tidak ada keseragaman yang eksis di dunia ini, kecuali keberagaman dan kemajemukan itu sendiri.
Berpijak pada prinsip keberagaman ini, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa memperluas jaringan persaudaraan dan persahabatan. Tujuan diciptakannya manusia secara beraneka ragam seperti saat ini, memang supaya mereka bisa saling mengenal dan saling memahami satu sama lainnya. Melalui perkenalan tersebut, nantinya bisa terbangun tali persahabatan dan persaudaraan, dan selanjutnya dapat terbina hubungan silaturahmi yang erat. Lebih jauh, diharapkan bisa tergalang kerja sama dalam berbagai bidang yang mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia secara keseluruhan.
Jadi, perkenalan merupakan awal dari kebersamaan; ujungnya adalah gotong-royong membangun peradaban umat manusia. Bisa jadi, tanpa keragaman dan perkenalan ini, mustahil peradaban umat manusia bisa mencapai titik kulminasinya.