Hadits ke-31
Menepati Janji
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ (ص) قَالَ: أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَ مَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ إِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَ إِذَا خَاصَمَ فَجَرَ.
Artinya:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ada empat perkara, kalau seseorang mengerjakan semua itu maka dia munafik tulen, siapa yang hanya mengerjakan satu saja, maka dia menjadi bagian dari kemunafikan, sampai dia meninggalkannya. (Empat perkara tersebut) yaitu: Kalau dipercaya maka dia akan berkhianat, kalau berbicara maka akan berdusta, kalau berjanji maka akan mengingkari, kalau bermusuhan (dengan saudara muslimnya) maka dia berlaku keji.” (H.R. al-Bukhari).
Keterangan:
Salah satu julukan kehormatan bagi Rasul s.a.w. adalah al-Amin. Secara bahasa al-amin mempunyai makna “orang yang bisa dipercaya”. Gelar kehormatan al-Amin ini tidak serta-merta muncul dan tersematkan dalam diri beliau begitu saja. Sebab, gelar tersebut lahir dari perjuangan dan perjalanan panjang beliau untuk bisa mencapai derajat al-Amin tersebut. Jalan yang dilaluinya memang begitu terjal ketika harus membangun citra diri sebagai al-Amin sekaligus mempertahankannya. Sebagai sebuah gelar kehormatan, tentunya harus dipertahankan seoptimal mungkin. Kalau tidak demikian, bukan tidak mungkin gelar tersebut akan copot darinya.
Sebagai panutan umat manusia sepanjang masa, beliau telah memperlihatkan karakter terpuji yang patut kita teladani bersama. Antara sabda dan perbuatan beliau seiring sejalan. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, beliau senantiasa mengukuhkan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya. Di sisi lain, beliau berwasiat secara serius supaya umatnya jangan pernah melenceng dari garis kejujuran. Karena kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan pada surga-Nya.