21 Menghormati Sahabat yang Bertetangga dengan Kita – Agar Kamu Selalu Dicintai Sahabatmu

40 HADITS SHAHIH
Agar Kamu Selalu Dicintai Sahabatmu
Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-21

Menghormati Sahabat yang Bertetangga dengan Kita

 

عَنْ أَبِيْ شُرَيْحٍ الْخُزَاعِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ (ص) قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارَهُ.

Artinya:

Dari Abu Syuraikh al-Khuza‘i bahwa Rasul s.a.w. bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berbuat baik kepada tetangganya.” (H.R. Muslim dan Ibnu Majah).

Keterangan:

Tidak jarang sahabat maupun saudara tinggal di sekitar rumah kita, sehingga secara tidak langsung mereka menjadi tetangga kita. Jika terjadi kedekatan yang seperti ini, setiap muslim perlu menerapkan etika-etika tertentu dalam bertetangga. Tanpa penerapan etika, tentu kerendahan martabat dan moral kita begitu mencolok. Sebaliknya, dengan penerapan etika terpuji, setiap orang secara tulus tanpa pamrih akan menghormati kita.

Dalam hal ini, Islam dengan telaten menjabarkan bagaimana etika dalam hidup bertetangga. Sebab, sangat banyak sekali dimensi yang diungkap dalam ranah ini. Salah satu sisi yang paling penting adalah tidak mengganggu dan menyakiti tetangga. Di samping itu, setiap kali tetangga memerlukan bantuan, seharusnya tanpa ragu kita mengulurkan tangan. Yakinilah bahwa apa yang kita tanam pasti akan kita panen. Kalau kita berbuat baik kepada tetangga, mereka pun tidak akan segan berbuat baik kepada kita. Sebaliknya, jika kita enggan menolong, jangan harap mereka mau menolong ketika kita membutuhkan bantuan.

Walaupun demikian, janganlah balasan dari tetangga yang kita jadikan prioritas. Sebaiknya, hanya ridha Allah dan terciptanya tatanan kehidupan bertetangga yang harmonis dan sentosa yang kita tancapkan sebagai tujuan. Dengan demikian, melalui pintu etika ini, kebahagiaan sudah di depan mata.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *