Hati Senang

20 Pejabat Dilarang Menerima Hadiah – Agar Anda Terhindar dari Jerat Korupsi

40 HADITS SHAHIH Agar Anda Terhindar dari Jerat Korupsi
Oleh: Syarwani

Tim Penyusun: Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin, Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna, Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri, Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi, Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘, Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc. Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.
Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-20

Pejabat Dilarang Menerima Hadiah.

عَنْ أَبِيْ حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: اسْتَعْمَلَ رَسُوْلُ اللهِ (ص) رَجُلًا عَلَى صَدَقَاتِ بَنِيْ سُلَيْمٍ يُدْعَى ابْنَ اللَّتْبِيَّةِ فَلَمَّا جَاءَ حَاسَبَهُ قَالَ: هذَا مَالُكُمْ وَ هذَا هَدِيَّةٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): فَهَلَّا جَلَسْتَ فِيْ بَيْتِ أَبِيْكَ وَ أُمِّكَ حَتَّى تَأْتِيَكَ هَدِيَّتُكَ إِنْ كُنْتَ صَادِقًا ثُمَّ خَطَبَنَا فَحَمِدَ اللهَ وَ أَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّيْ أَسْتَعْمِلُ الرَّجُلَ مِنْكُمْ عَلَى الْعَمَلِ مِمَّا وَلَّانِي اللهُ فَيَأْتِيْ فَيَقُوْلُ هذَا مَالُكُمْ وَ هذَا هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ لِيْ أَفَلَا جَلَسَ فِيْ بَيْتِ أَبِيْهِ وَ أُمِّهِ حَتَّى تَأْتِيَهُ هَدِيَّتُهُ وَ اللهِ لَا يَأْخُذُ أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلَّا لَقِيَ اللهَ يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلَأَعْرِفَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ لَقِيَ اللهَ يَحْمِلُ بَعِيْرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرُ

ثُمَّ رَفَعَ يَدَهُ حَتَّى رُئِيَ بَيَاضُ إِبْطِهِ يَقُوْلُ: اللهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ بَصْرَ عَيْنِيْ وَ سَمْعَ أُذُنِيْ. (رواه البخاري).

Artinya:

Bersumber dari Abū Ḥumaid as-Sā‘idī, beliau berkata: Rasūlullāh s.a.w. mengangkat seorang laki-laki untuk menjadi pejabat pemungut zakat Bani Sulaim, ia bernama Ibnul-Latbiyyah. Ketika ia datang (menghadap Nabi untuk melaporkan hasil pemungutan zakat). Nabi menghitungnya dan Ibnul-Latbiyyah berkata: Ini harta zakatmu (Nabi/negara) dan yang ini adalah hadiah (untukku).” Lalu Rasūlullāh s.a.w. bersabda : “Jika engkau benar, maka apakah jika engkau duduk di rumah ayahmu atau di rumah ibumu hadiah itu datang kepadamu?Kemudian Nabi s.a.w. berpidato, mengucapkan tahmid dang memuji kepada Allah s.w.t., lalu berkata: “Saya mengangkat seseorang di antara kamu untuk melakukan pekerjaan yang merupakan bagian dari apa yang telah dibebankan Allah kepadaku. Lalu orang itu datang dan berkata: ini hartamu (ya Rasūlullāh, [milik negara]) dan ini hadiah yang diberikan kepadaku. Jika ia memang benar, maka apakah kalau ia duduk saja di rumah ayah dan ibunya, hadiah itu datang kepadanya? Demi Allah, begitu seseorang mengambil sesuatu dari hadiah itu tanpa hak, maka nanti di hari kiamat, ia akan menemui Allah dengan membawa hadiah (yang diambilnya itu). Lalu saya akan mengenalinya, ia memikul di atas pundaknya onta melekik atau sapi melenguh, atau kambing mengembek.

Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat putih ketiaknya, sambil berdoa: Ya Allah, sudahkah saya sampaikan? (sesuai) penglihatan mataku dan pendengaran telingaku. (H.R. Bukhārī).

Keterangan:

Secara historis, hadits ini berkaitan dengan kasus ‘Abdullāh Ibnul-Latbiyyah yang diangkat Rasūlullāh s.a.w. sebagai pejabat penarik zakat di distrik Bani Sulaim, pada tahun 9 H. Setelah kembali dari tugas, ia melaporkan hasil penarikan zakat yang diperolehnya dan sebagian diakuinya sebagai hadiah untuknya. Ia mengatakan: “Ini adalah hasil pungutan zakat untukmu ya Rasūlullāh (atau untuk negara), sedangkan yang ini adalah hadiah untuk saya.” Lalu Rasūlullāh s.a.w. berpidato, yang isinya melarang setiap petugas untuk mengambil sesuatu dari hasil pungutannya. Dalam konteks ini, Rasūlullāh menegaskan bahwa hadiah yang diterima oleh petugas/pejabat termasuk korupsi. Sebab, sekiranya ia tidak memiliki jabatan itu (dalam bahasa hadits: sekiranya ia duduk di rumah ayah atau ibunya), ia tidak akan pernah menerimanya.

Secara sempit hadits ini ditujukan pada petugas zakat. Maka dari itu, petugas zakat pun hendaknya tidak mengambil upah dari hasil pungutan zakat, kecuali dari apa yang menjadi haknya.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.