Hadits ke-17
Menutup Aib Sahabat
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ (ص) يَقُوْلُ: إِنَّكَ إِنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ النَّاسِ أَفْسَدْتَهُمْ أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ.
Artinya:
Dari Mu‘awiyah, dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Kalau engkau terus-menerus mengorek aib (kejelekan) manusia, maka hal itu akan membinasakan mereka, atau hampir saja engkau membinasakan mereka.” (H.R. Abu Dawud).
Keterangan:
Islam sangat menjaga kehormatan setiap orang. Sebab, kehormatan diri adalah nyawa bagi yang bersangkutan. Tanpa kehormatan, hidup ini bagai kematian itu sendiri. Dengan kehormatan diri, setiap orang bisa berjalan dengan tegak di muka bumi ini tanpa harus menutup muka karena malu diakibatkan runtuhnya kehormatan diri. Karena tingginya nilai kehormatan itu, tidak heran jika kemudian Islam berusaha menutup segala pintu yang dapat mengakibatkan runtuhnya martabat seseorang.
Dari sini, dapat dimaklumi jika Islam menganjurkan seseorang menutup aib sahabatnya. Seorang muslim harus berfungsi laksana busana bagi muslim lainnya. Layaknya busana, dia harus mampu semaksimal mungkin menutupi aib. Sebab, siapa yang menutupi aib saudara atau sahabatnya, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. Demikian pula, siapa yang membuka aib saudaranya, Allah pasti akan membuka aibnya di hari kiamat nanti.