Tiga Pasang Mata yang Tidak Pernah Melihat Api Neraka
Hadits ke-11
عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله (ص) ثَلاَثَةٌ لَا تَرَى أَعْيُنُهُمْ النَّارَ عَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ ، وَ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ ، وَ عَيْنٌ كَفَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ (رواه الطبراني)
Diriwayatkan dari Bahz bin Hakim dari ayahnya, dan kakeknya, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Tiga mata tidak akan pernah melihat api neraka: 1). Mata yang terjaga di jalan Allah; 2). Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan; 3). Mata yang menahan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah.” (HR. ath-Thabrani)
Keterangan:
Menjaga pandangan adalah sebuah ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Selain membuat hati dan jiwa menjadi bersih, nafsu menjadi mudah dijinakkan, juga ada janji pahala dari Allah bagi siapa saja yang mampu menjaga pandangannya. Tentu saja, pahala ini dapat diterima ketika orang yang bersangkutan menjaga pandangannya semata-mata karena Allah ta’ala. Bukan karena kepada orang lain disekitarnya, bukan pula mengharap pujian dari mereka.
Tak tanggung-tanggung, kepada orang-orang yang menjaga pandangan ini, Rasulullah menjanjikan ganjaran berupa tidak akan pernah melihat neraka. Ini artinya, ia akan masuk surga secara langsung. Orang yang menjaga pandangannya ini disetarakan dengan orang-orang yang jarang tidur malam karena ibadah; disejajarkan dengan khusyuk, yang dalam kekhusyukannya ia menangis karena takut adzab-Nya.
Subahanallah, alangkah tingginya derajat orang-orang yang mampu menjaga pandangannya.
Tanbīh: Memaknai Ghadhdhul Bashar
Menjaga pandangan sebenarnya memiliki makna yang cukup luas. Tidak hanya seorang lelaki yang menjaga pandangan dari menatap perempuan atau sebaliknya, tetapi juga menjaga pandangan dari hal-hal lain yang sifatnya lebih umum. Misalnya, menjaga pandangan dari benda-benda duniawi, seperti mobil baru milik tetangga, rumah saudara yang seperti istana, dan lain-lain. Sebab, memandang hal-hal yang demikian, apalagi jika dimasukkan ke dalam hati, akan membuat orang yang melihatnya terjangkiti sifat kadonyan (cinta dunia). Demikian pula, menjaga pandangan juga tidak terbatas kepada menjaga mata dari menatap secara langsung, tetapi juga menatap secara tidak langsung. Misalnya, menjaga mata dari video porno, sinetron-sinetron yang menonjolkan keglamoran hidup, film yang “mendakwahkan” pacaran dan kemolekan tubuh, dan lain-lain.
Dari semua itu, seyogianya seorang muslim juga menjaga pandangannya agar ia tidak terperangkap oleh jebakan-jebakan kehidupan dunia.
Wallahu a’lam.