Hadits ke-11
عَنْ أَبِيْ حَازِمٍ قَالَ: قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِيْنَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلُّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ وَ إِنَّهُ لَا نَبِيٌّ بَعْدِيْ وَ سَيَكُوْنُ خُلَفَاءُ فيَكْثُرُوْنَ قَالُوْا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوْا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوِّلُ أَعْطُوْهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ. (رواه الْبخاري و مسلم).
Artinya:
Bersumber dari Abū Ḥāzim, ia berkata: Aku bersama Abū Hurairah selama lima tahun, aku mendengarkan ceritanya, bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Adalah kaum Bani Isrā’īl, mereka dipimpin oleh para nabi. Tatkala nabi mereka tiada, akan muncul nabi berikutnya. Sesungguhnya tidak ada nabi lagi setelahku. Oleh karena itu, yang akan muncul adalah para pemimpin (khalīfah), dan mereka banyak.” Para sahabat bertanya: Jika demikian apa perintahmu untuk kami?” Nabi s.a.w. mengatakan: “Taatilah bai‘at (janji) pertama. Janji pertama itu adalah berikanlah hak-hak mereka (rakyat), karena sesungguhnya Allah s.w.t. akan meminta pertanggungjawaban setiap penguasa perihal hak-haknya.” (H.R. Bukhārī dan Muslim).
Pada umumnya, di awal pengangkatan seorang pemimpin ada janji setia yang harus diucapkan terlebih dahulu (istilah yang digunakan Nabi adalah bai‘at), di mana isi janji setia itu adalah kesiapan untuk menjadi pemimpin yang bersih, jujur, serta bertanggungjawab. Kebanyakan para pemimpin, setelah mereka berjanji setia kepada rakyatnya, sering lupa diri di tengah kepemimpinannya. Amnesia kekuasaan muncul secara dominan, serta memutus tali “perjanjian pertama” kepada rakyatnya.
Hadits di atas mengajarkan kita bahwa menjadi seorang pemimpin adalah perkara yang sulit. Semua hal yang terkait kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah s.w.t. Maka dari itu, untuk membantu pemimpin agar tetap konsisten dengan janji pertamanya, sudah saatnya masyarakat bersikap peduli dengan mengawasi pemimpinnya secara terus-menerus. Karena rakyat jualah yang akan merasakan manfaat darinya, sebagaimana rakyat pula, yang selalu menjadi korban dari kepemimpinan yang kotor.