Hadits ke-10
Menjenguk Sahabat yang Sakit
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ (ص) قَالَ: ثَلاَثٌ كُلُّهُنَّ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ عِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَ شُهُوْدُ الْجِنَازَةِ وَ تَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ إِذَا حَمِدَ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ.
Artinya:
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah s.a.w. yang bersabda: “Ada tiga perkara yang merupakan hak bagi setiap muslim; mengunjungi orang sakit, mengiring jenazah, dan mendoakan orang yang bersin kalau dia memuji Allah ‘azza wa jalla.” (H.R. Ahmad).
Keterangan:
Dalam al-Qur’an disebutkan, manusia diciptakan dalam kondisi lemah. Kelemahan di sini bisa dimaknai dalam berbagai hal, tergantung dari interpretasi kita melakukan penafsiran terhadap hal itu. Salah satu kelemahan yang lazim dan menempel terus dalam diri manusia adalah kelemahan fisik. Hal ini tampaknya tidak bisa dipungkiri lagi. Sebab, kelemahan ini tampak jelas dari rentannya (vulnerable) manusia terserang suatu penyakit. Tidak ada manusia yang kebal seratus persen dari penyakit. Manusia paling tangguh sekalipun bukannya tidak bisa terserang penyakit. Terekam dalam sejarah bahwa Iskandar Zulkarnain yang perkasa, dengan daerah kekuasaan yang membentang dari ufuk timur hingga ufuk barat, ternyata menemui ajalnya hanya karena penyakit sepele, yakni penyakit malaria setelah digigit nyamuk.
Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. sering menyatakan bahwa perlu bagi setiap muslim untuk berhati-hati dalam melindungi diri dari terjangan penyakit. Akan tertapi, bila memang sudah tiba waktunya sakit, maka hanya ada dua tindakan yang bisa diambil: ikhtiar mencari kesembuhan dan berdoa.
Tindakan yang mesti diambil seorang muslim yang dikaruniai kesehatan ketika mengetahui saudaranya dibekap penyakit adalah segera menjenguknya. Tentunya bukan tanpa alasan Rasulullah s.a.w. memerintahkan setiap muslim melakukan perbuatan itu. Banyak sekali manfaat terkandung di dalamnya. Manfaat bagi penjenguk adalah bisa mengambil pelajaran dari kondisi yang dialami sahabatnya sehingga dia bisa semakin mensyukuri nikmat kesehatan yang ada padanya. Sedangkan manfaat bagi si sakit, kehadiran sahabatnya merupakan obat tersendiri baginya. Secara tidak langsung, sang sahabat telah menyuntikkan obat kepadanya sehingga dia tergerak untuk semakin gigih “melawan” penyakitnya. Kecuali itu, doa dari pembesuk (a visitor to a confined person – patient, inmate etc.) juga merupakan obat tersendiri yang tidak tergantikan oleh obat apa pun.