06 Memberikan Nasihat ketika Dibutuhkan – Agar Kamu Selalu Dicintai Sahabatmu

40 HADITS SHAHIH
Agar Kamu Selalu Dicintai Sahabatmu
Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-6

Memberikan Nasihat ketika Dibutuhkan

 

عَنْ أًبٍيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) قَالَ: حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قَالُوْا: وَ مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ سَلِّمْ عَلَيْهِ وَ إِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَ إِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَ إِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ وَ إِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَ إِذَا مَاتَ فَاصْحَبْهُ.

Artinya:

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah s.a.w. yang bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lain ada enam.” Para sahabat bertanya: “Apa itu wahai Rasulullah s.a.w.” Beliau menjawab: “Kalau engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam, kalau dia mengundangmu maka penuhilah, kalau dia meminta nasihat maka berikan nasihat, kalau dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah, kalau dia sakit maka jenguklah dan kalau dia mati maka iringilah jenazahnya.” (H.R. Ahmad).

 

Keterangan:

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan, baik kesalahan besar ataupun kecil. Seolah-olah sudah menjadi rumus kehidupan manusia bahwa kesalahan dan kekhilafan merupakan fitrah yang tidak pernah terpisahkan dari diri mereka. Dengan kata lain, kekeliruan memang bersifat sangat alamiah. Sebab, dalam diri manusia ada dua nafs: nafs-ul-lawwamah dan nafs-ul-muthma’innah. Nafs yang disebut pertama menggiring manusia kepada keburukan, sementara nafs yang kedua senantiasa mengajak manusia pada kebaikan. Keduanya sering kali bertempur dalam memperebutkan kerajaan hati manusia. Siapa yang sanggup menduduki tahta hati, ia berhak atas diri manusia itu. Sedangkan yang kalah, ia harus menyingkir dari medan pertempuran.

Kadang kala, manusia tidak bisa menemukan kesadaran jika hanya mengandalkan suara hati nuraninya (nafs-ul-muthma’innah). Walaupun hati nurani merupakan salah satu sumber nasihat yang tidak akan pernah kering, tetapi penggalian terhadap sumber nasihat itu memerlukan bantuan orang lain. Dengan ungkapan berbeda, manusia baru bisa mengikuti suara hati nurani (nafs-ul-muthma’innah) yang mengajak pada kebaikan, setelah adanya dorongan dari orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, tidak salah ketika Rasulullah s.a.w. memperingatkan kita agar tidak jemu memberikan nasihat kepada siapa saja yang meminta nasihat, karena itu merupakan hak dia. Diharapkan, nasihat yang dia rekam lewat telinganya bisa menghujam ke hati. Dan dari hati, dapat diteruskan mengomando seluruh anggota tubuhnya agar merapikan tingkah laku diri. Melalui petuah atau peringatan yang disampaikan orang lain, turunlah hidayah dari Allah sehingga semakin mantaplah daya dorong nafs-ul-muthma’innah untuk membenahi “kerajaan hati” seseorang.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *