031 Persaudaraan Dalam Islam – Terapi Nabi Mengikis Terorisme

40 HADITS SHAHIH
Terapi Nabi Mengikis Terorisme
Teladan Menebar Kedamaian dan Toleransi di Muka Bumi

Oleh: Khotimatul Husna

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-31

Persaudaraan dalam Islam

حدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنِ يُوْسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنِ ابْنِ شِهَابِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) قَالَ: لَا تَبَاغَضُوْا وَ لَا تَحَاسَدُوْا وَ لَا تَدَابَرُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا وَ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ.

Diriwayatkan dari ‘Abdullāh Ibnu Yūsuf, dari Mālik, dari Ibnu Syihāb, dari Anas Ibnu Mālik, Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara/ Ingat, haram bagi seorang muslim cuek (tak bicara) kepada saudaranya lebih tiga hari.” (HR. al-Bukhārī). (311).

 

Keterangan:

Islam memberi petunjuk kepada umatnya berupa konsep untuk memelihara persaudaraan.

Mari kita simak firman Allah:

Orang-orang mu’min itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudara kalian (bila bertikai) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat. Hei orang-orang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari yang mengolok-olok; jangan pula kaum perempuan mengolok-olok kaum perempuan lain karena boleh jadi kaum perempuan diolok-olok lebih baik dari yang mengolok-olok; jangan kalian mencela diri kalian sendiri dan jangan kalian memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman; siapa tidak bertaubat, ia orang yang zhalim. Hei orang-orang beriman, jauhilah prasangka, sebab sebagian prasangka itu dosa dan jangan kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan kalian menggunjing yang lain. Adakah salah seorang di antara kalian bersedia memakan bangkai saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian akan merasa jijik padanya. Bertaqwalah kepada Allah. Allah Maha Penerima Taubat lagi Penyayang.” (Qs. al-Ḥujurāt: 10-12).

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup menyendiri tanpa melakukan hubungan dengan manusia lainnya. Hidup bermasyarakat bagi setiap manusia adalah mutlak sifatnya. Dengan kontak sosial seorang dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan pribadinya, juga kebutuhan pada umumnya. Selain itu, hubungan sosial juga berfungsi mengangkat harkat hidup dan derajat manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi, menyayangi, mencintai, dan menolong sesama melalui persaudaraan. Selain menyayangi manusia, Islam juga menyuruh kita mencintai makhluk Tuhan yang lain, seperti binatang, tumbuhan, alam, dan lain-lain.

Ajaran menggalang persaudaraan ini dianjurkan bukan hanya terbatas antarumat Islam sendiri, melainkan antargolongan, suku, dan berbagai kelompok masyarakat lainnya. Firman Allah:

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir pada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan benar. Bahkan, mereka durhaka dan melampaui batas.” (Qs. Āli ‘Imrān: 112).

Islam juga memerintahkan bersaudara atau menjalin ukhuwah, tidak hanya dengan bangsa sendiri tapi juga dengan bangsa lain. Prinsip persaudaraan yang selaras dengan konsep Islam, yaitu ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan antarbangsa), serta ukhuwah basyariyyah (persaudaraan antarmanusia).

Rasūlullāh s.a.w. selalu berusaha mendekati dan memperlakukan umatnya secara adil, baik dalam hukum maupun pergaulan. Hal ini senantiasa dipraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari demi untuk mewujudkan Islam yang bisa menjadi panutan (uswatun hasanah) bagi seluruh manusia. Persaudaraan yang kuat antarmanusia akan memperkuat persatuan antarseluruh umat manusia. Persaudaraan dan persatuan yang kuat akan menumbuhkan rasa solidaritas dan empati di antara anggota masyarakat sehingga terwujud keseimbangan kehidupan sosial. Keseimbangan sosial yang tercipta dalam kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera akan menghilangkan kecemburuan sosial dan berbagai penyakit sosial lainnya. Akhirnya, persaudaraan dan persatuan akan mempercepat terwujudnya perdamaian dunia.

 

Catatan:


  1. 31). Shaḥīḥ al-Bukhārī, Juz IV, Bab Adab, hlm. 71. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *