030 Meridhai Anak – Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

40 HADITS SHAHIH
Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-30

Meridhai Anak

 

إِنَّهُ مَنْ تَرَضَّى صَبِيًّا صَغِيْرًا مِنْ نَسْلِهِ حَتَّى يَرْضَى تَرْضَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَرْضَى.

Artinya:

Siapa meridhai anak kecil yang berasal dari keturunannya (anak kandung) sehingga anak itu ridha pula kepadanya maka Allah meridainya di Hari Kiamat nanti.” (H.R. Ibnu ‘Asakir, dari Watsilah Ibnu Asqa’).

 

Keterangan:

Dikatakan, ada orang tua (‘Utsman bin Mazh‘un) mencaci anak. Rasul pun bertanya: “Apakah anak kecil ini anakmu?” ‘Utsman menjawab: “Benar!” Rasul bertanya lagi: “Tidak cintakah kau kepadanya?” ‘Utsman menjawab: “Demi Allah, wahai Rasul, aku sangat mencintainya.”

Kisah ini bisa dijadikan gambaran bagi semua orang tua, betapa pentingnya mencintai buah hati kita. Cinta yang terpancar dari lubuk hati orang tua akan menjadi bekal untuk ketika memasuki usia dewasa.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *