Hadits ke-29
Punya Anak Tetapi Mandul
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص): مَا تَعُدُّوْنَ الرَّقُوْبَ فِيْكُمْ قَالَ: قُلْنَا: الَّذِيْ لاَ يُوْلَدُ لَهُ قَالَ: لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوْبِ وَ لكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِيْ لَمْ يُقِدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا قَالَ: فَمَا تَعُدُّوْنَ الصُّرْعَةَ فِيْكُمْ قَالَ: قُلْنَا: الَّذِيْ لاَ يَصْرَعُهُ الرِّجَالُ قَالَ: لَيْسَ بِذلِكَ وَ لكِنَّهُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.
Artinya:
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas‘ud, dia berkata, Rasulullah bertanya kepada para sahabat: “Menurut kalian, siapa orang yang mandul itu?” Kata ‘Abdullah bin Mas‘ud: kami menjawab begini: “Yaitu orang yang tidak mempunyai anak.” Rasulullah bersabda: “Itu bukan mandul, yang disebut mandul adalah orang yang tidak memberikan apa-apa kepada anaknya.” Rasulullah bertanya lagi: “Siapa orang yang kalian anggap paling kuat?” Kata ‘Abdullah bin Mas‘ud: Kami menjawab: “Yaitu orang tak terkalahkan.” Rasul menjawab: “Bukan itu, orang paling kuat ialah orang yang mampu menguasai diri ketika marah.” (H.R. Muslim).
Keterangan:
Pada penjelasan lain dikatakan bahwa anak yang terlahir dari kandungan ibu itu fitrah atau suci, dan setelah itu apakah sang anak itu jadi baik atau jelek, berguna atau tidak, itu semua tanggung jawab orang tua. Hadits di atas juga menjelaskan bahwa orang tua yang tidak bisa memberikan apa-apa (ilmu agama, budi pekerti, dan kebutuhan-kebutuhan lain) kepada anaknya dianggap sebagai orang yang mandul.