029 Menghormati Perbedaan – Terapi Nabi Mengikis Terorisme

40 HADITS SHAHIH
Terapi Nabi Mengikis Terorisme
Teladan Menebar Kedamaian dan Toleransi di Muka Bumi

Oleh: Khotimatul Husna

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-29

Menghormati Perbedaan

 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص) إِذَا أَتَاكُمْ كَرِيْمُ قَوْمٍ فَأَكْرِمُوْهُ.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Ketika pemuka kelompok datang kepadamu, hormati dia.” (HR. Ibnu Mājah). (291).

 

Keterangan:

Pada prinsipnya, agama tauhid, seperti Islam, Yahudi, dan Nasrani, sama-sama menganggap pengikutnya bersaudara walau mereka berasal dari latar berbeda. Perbedaan latar tidak menghilangkan prinsip kesetaraan di hadapan Tuhan. Islam sendiri menegaskan: semua manusia mempunyai kedudukan sama di hadapan Tuhan. Setiap manusia punya peluang dan kesempatan yang sama untuk menyembah dan berbakti kepada Tuhan tanpa pengecualian.

Akan tetapi, egalitarianisme Islam tidak menghilangkan perbedaan yang memang sudah menjadi sunnatullah. Perbedaan di antara manusia sengaja diciptakan oleh Allah agar manusia saling mengenal, menghargai, dan menghormati antarsesama. Perbedaan bukan halangan untuk berbagi dan bekerja sama. Bahkan, perbedaan adalah anugerah, sebagaimana hadits: “Umat manusia akan ma’mur selama mereka berbeda, jika sama, mereka akan binasa.” Juga hadits lain: “Perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat.”

Allah juga menegaskan bahwa: Perbedaan di antara manusia dan makhluk-Nya adalah ketetapan dan kekuasaan-Nya. Firman Allah: “Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka selalu berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah.” (Qs. Hūd: 118-119).

Allah juga berfirman:

Di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanam-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami telah melebihkan sebagian tanaman itu atas sebagian yang lain mengenai rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kebesaran Allah bagi yang berpikir.” (Qs. ar-Ra‘d: 4).

Demikianlah, perbedaan adalah bagian dari sunnatullah yang tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan ini. Perbedaan agama, ras, jenis kelamin, status sosial, pengetahuan, dan sebagainya adalah keragaman yang memperkaya kehidupan manusia. Untuk itu, Islam menegaskan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan ini.

 

Catatan:


  1. 29). Sunan Ibnu Mājah, Bab Adab, hadits no. 3702. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *