018 Jangan Zalimi Non-Muslim – Terapi Nabi Mengikis Terorisme

40 HADITS SHAHIH
Terapi Nabi Mengikis Terorisme
Teladan Menebar Kedamaian dan Toleransi di Muka Bumi

Oleh: Khotimatul Husna

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-18

Jangan Zalimi Non-Muslim

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِيْ أَبُوْ صَخْرٍ الْمَدِيْنِيُّ أَنَّ صَفْوَانَ بْنَ سُلَيْمٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عِدَّةٍ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ (ص) عَنْ آبَائِهِمْ دِيْنَةً عَنْ رَسُوْلِ اللهِ (ص) قَالَ أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا أَوِ انْتَقَصَهُ أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيْبِ نَفْسٍ فَأَنَا حَجِيْجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Diriwayatkan dari Sulaimān Ibnu Dāwūd al-Mahrī, dari Ibnu Wahb, dari Abū Sakhr al-Madīnī, dari Shafwān Ibnu Sulaim, dari sejumlah putra sahabat, dari bapak-bapak mereka yang tersambung nasabnya, Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Siapa menganiaya seorang dzimmi, atau mengurangi haknya, atau membebaninya melampaui kekuatannya, atau mengambil sesuatu darinya tanpa kerelaan hatinya maka aku (Nabi) musuhnya pada hari kiamat nanti!” (HR. Abū Dāwūd). (181).

 

Keterangan:

Islam sebagai agama tauhid, sebagaimana Yahudi dan Nasrani, memiliki prinsip ‘adālah (keadilan), kebalikan dari kezaliman. Prinsip ‘adālah ini berkait dengan prinsip tauhid, seperti pernyataan Allah dalam al-Qur’ān yang menegaskan bahwa Allah itu Maha Adil dan kewajiban manusia untuk berbuat adil adalah wujud dari persaksian kepada-Nya. Itulah mengapa menegakkan keadilan adalah perbuatan yang paling mendekati taqwa.

Rasūl sendiri berlaku adil dalam segala hal, baik kepada kaumnya (umat Islam) atau kaum yang lain. Sebagai seorang negarawan, Rasūl mampu berperan sebagai penggerak prinsip-prinsip ideal dalam Islam, seperti keadilan, toleransi, persamaan, dan lain-lain. Jiwa keadilan dan populisnya telah mampu merambah semua segmen masyarakat yang dipimpinnya.

 

Catatan:


  1. 18). Sunan Abū Dāwūd, hadits no. 2654. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *