014 Pemberani dan Jujur- Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

40 HADITS SHAHIH
Mengintip Nabi Mendidik Buah Hati

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-14

Pemberani dan Jujur

 

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنُ الْيَمَانِ قَالَ: مَا مَنَعَنِيْ أَنْ أَشْهَدَ بَدْرًا إِلاَّ أَنِّيْ خَرَجْتُ أَنَا وَ أَبِيْ حُسَيْلٌ قَالَ: فَأَخَذَنَا كُفَّارُ قُرَيْشٍ قَالُوْا: إِنَّكُمْ تُرِيْدُوْنَ مُحَمَّدًا فَقُلْنَا: مَا نُرِيْدُهُ مَا نُرِيْدُ إِلاَّ الْمَدِيْنَةَ فَأَخَذُوْا مِنَّا عَهْدَ اللهِ وَ مِيْثَاقَهُ لَنَنْصَرَنَّ إِلَى الْمَدِيْنَةِ وَ لاَ نُقَاتِلُ مَعَهُ فَأَتَيْنَا رَسُوْلَ اللهِ (ص) فَأَخْبَرْنَاهُ الْخَبَرَ فَقَالَ: انْصَرِفَا نَفِيْ لَهُمْ بِعَهْدِهِمْ وَ نَسْتَعِيْنُ اللهَ عَلَيْهِمْ.

Artinya:

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman, ia berkata: Aku tidak ikut ke medan perang Badar karena sedang keluar bersama ayahku, Husail. Lanjut Hudzaifah: Kami lalu ditangkap kafir Quraisy. Mereka bertanya: “Apakah kalian berdua hendak menyusul Muhammad?” Kami menjawab: “Kami tidak menyusulnya, kami hanya ingin ke Madinah.” Mereka lalu menyuruh kami berjanji atas nama Allah dan Muhammad bahwa kami akan kembali ke Madinah dan tak ikut berperang bersama Rasulullah. Lalu kami datang menemui Rasulullah dan memberitahukan hal tersebut kepadanya. Rasul bersabda: “Pulanglah kalian berdua ke Madinah, kita menepati janji dengan orang-orang kafir itu dan memohon pertolongan Allah untuk mengalahkan mereka.” (H.R. Muslim).

 

 

Keterangan:

Sumpah dan janji itu laksana hutang yang harus dibayar, apalagi mengatasnamakan Allah dan Rasulullah. Inilah pelajaran yang bisa diambil dari hadits di atas tentang menepati janji. Konsisten dalam ucapan dan perbuatan menjadi pertanda kepribadian seseorang. Oleh karena itu, penamaan sikap konsisten ini tak boleh diabaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya agar kelak, setelah dewasa, anak-anak kita menjadi orang yang bertanggung jawab, tegas dalam mengemban amanah, santun dalam perbuatan, dan kuat dalam pendirian.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *