008 Islam Agama Kasih-Sayang – Terapi Nabi Mengikis Terorisme

40 HADITS SHAHIH
Terapi Nabi Mengikis Terorisme
Teladan Menebar Kedamaian dan Toleransi di Muka Bumi

Oleh: Khotimatul Husna

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-8

Islam Agama Kasih-Sayang

 

عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ (ص): مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسِ لَا يَرْحَمْهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ.

“Dari Jarīr Ibnu ‘Abdillāh, ia berkata, Rasūl bersabda: “Siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim). (8[^1])

 

Keterangan:

Selain hadits di atas, Imām Aḥmad, al-Bukhārī, dan Muslim juga meriwayatkan dari Jarīr al-Bajalī, Rasūlullāh bersabda yang artinya: “Siapa tidak pernah merasa kasihan, dia tidak akan dikasihani (orang lain).

Hadits di atas memiliki sabab-ul-wurūd (sebab munculnya hadits): Imām Aḥmad, al-Bukhārī, dan Muslim meriwayatkan dari Abū Hurairah berkata: Al-Aqrā’ bin Ḥābis melihat Nabi sedang mencium Ḥasan, lalu berkata: Aku mempunyai sepuluh anak, tak seorang pun pernah saya cium, kemudian Rasūl bersabda: “Siapa tidak menyayangi, ia pun tidak akan disayangi.

Beberapa hadits Rasūlullāh tersebut telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih kepada penganutnya. Kasih-sayang dan cinta merupakan media bagi sesama manusia untuk saling mengenal dan menjaga kelangsungan hidup manusia. Dengan cinta pula, setiap manusia memiliki gairah memajukan peradaban dan kebudayaan dunia, dan karena cinta dan kasih-sayang pula berbagai prestasi di berbagai bidang kehidupan bisa dilahirkan oleh manusia.

Kasih-sayang dan cinta juga dapat mempererat hubungan silaturrahim dalam sebuah komunitas dan pergaulan sosial. Kasih-sayang juga mampu menggerakkan manusia untuk saling menghargai dan menghormati sehingga terwujudlah sebuah perdamaian, keamanan, dan ketenangan masyarakat. Yang tua menghargai yang muda, begitu sebaliknya; yang kaya menyantuni yang miskin; penguasa melindungi dan menyejahterakan rakyatnya; dan yang kuat membantu yang lemah. Begitulah kekuatan cinta dan kasih-sayang mampu menciptakan harmoni dalam masyarakat.

Kasih-sayang terhadap manusia berarti menyenangi apa yang disenangi manusia dan membenci apa yang dibenci manusia sehingga tumbuhlah kebajikan dan sirnalah kejahatan. Dalam menyayangi dan mencintai sesama manusia juga dianjurkan secara wajar dan tidak berlebihan.

Catatan:

[^1]: 8). Shaḥīḥ al-Bukhārī, Bab Adab, Juz IV; Shaḥīḥ Muslim, Bab Syirkat-ul-Ma‘ārif, Juz II, hlm. 325.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *