004 Menghormati Hak Non Muslim – Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

40 HADITS SHAHIH
Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-4

Menghormati Hak Non Muslim

 

عَنْ أبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ جَالِسٌ جَاءَ يَهُوْدِيٌّ فَقَالَ: يَا أَبَا الْقَاسِمِ ضَرَبَ وَجْهِيْ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِكَ فَقَالَ: مَنْ قَالَ: رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ قَالَ: ادْعُوْهُ فَقَالَ: أَضَرَبْتَهُ قَالَ: سَمِعْتُهُ بِالسُّوْقِ يَحْلِفُ وَ الَّذِيْ اصْطَفَى مُوْسَى عَلَى الْبَشَرِ قُلْتُ: أَيْ خَبِيْثُ عَلَى مُحَمَّدٍ (ص) فَأَخَذَتْنِيْ غَضْبَةٌ ضَرَبْتُ وَجْهَهُ فَقَالَ النِّبِيُّ (ص): لاَ تُخَيِّرُوْا بَيْنَ الأَنْبِيَاءِ فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَكُوْنُ أَوَّلَ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ فَإِذَا أَنَا بِمُوْسَى آخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ الْعَرْشِ فَلاَ أَدْرِيْ أَكَانَ فِيْمَنْ صَعِقَ أَمْ حُوْسِبَ بِصَعْقَةِ الأُوْلَى.

Artinya:

Dari Abu Sa‘id al-Khudri yang bercerita: ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk, tiba-tiba datanglah orang Yahudi yang berkata: “Wahai Abu Qasim, salah satu sahabatmu memukul wajahku.” Beliau bertanya: “Siapa dia?” Orang Yahudi berkata: “Seorang laki-laki Anshar.” Beliau memerintah: “Panggil dia.” (Setelah yang dipanggil datang). Beliau bertanya kepada sahabat Anshar itu: “Apakah engkau memukulnya?” Dia menjawab: “Aku mendengar dia di pasar bersumpah: “demi Musa yang terpilih.” Tentu saja aku bantah: Muhammad yang terpilih”, dan aku geram padanya sehingga aku memukul wajahnya.

Beliau bersabda: Janganlah kalian meremehkan salah satu nabi di atas yang lain. Karena semua manusia pada hari Kiamat itu mati, dan aku adalah orang yang pertama kali bangkit dari kubur. Kemudian aku bersama Musa memegang salah satu pilar ‘Arsy. Aku tidak tahu apakah dia orang yang ikut mati ataukah dia dihisab setelah kematian pertama (tiupan sangkakala pertama). (H.R. al-Bukhari).

 

Keterangan:

Lazimnya, setiap orang cenderung membela kelompoknya sendiri. Hal ini sudah fitrah. Tabiat semacam ini memunculkan ketidakadilan tersendiri. Dan ini jelas bertentangan dengan prinsip Islam yang menjunjung tinggi keadilan. Rasulullah s.a.w. adalah sosok yang menghormati hak semua orang tanpa pandang bulu. Karena itu, ketika ada seorang Yahudi, yang jelas-jelas tidak seiman dengannya, terlibat perselisihan dengan salah satu sahabatnya, maka spontan beliau murka kepada sahabatnya. Karena sahabat ini terbukti bersalah.

Tidak hanya itu, beliau juga memberikan penekanan agar setiap sahabat tidak mencemooh ataupun mengolok para nabi pemeluk agama lain. Menurut beliau, berbeda agama boleh-boleh saja, akan tetapi tindakan meremehkan dan menghina nabi pemeluk agama lain jelas dilarang. Apalagi dalam kasus ini yang diremehkan adalah Nabi Musa, nabinya pemeluk Yahudi. Sebab dalam risalah Islam dijelaskan Musa adalah utusan Allah, sehingga “profesinya” sebagai penyebar risalah ketuhanan di muka bumi ini sejajar dengan Nabi Muhammad s.a.w.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *