0-2 40 Hadits Shahih – Teladan Nabi Menyalurkan Hasrat Seksual

40 HADITS SHAHIH
Teladan Nabi Menyalurkan Hasrat Seksual
Oleh: Bintus Sami‘ ar-Rakily

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

40 Hadits Shaḥīḥ

Teladan Nabi Menyalurkan Hasrat Seksual

Sebagai sang utusan yang membawa risalah Islam, Rasūlullāh senantiasa mengajarkan agar dalam berbagai hal, umatnya selalu mengambil prinsip moderat (at-tawassuth). Tidak terkecualikan dari prinsip tawassuth ini, masalah penyaluran hasrat seksual. Melalui Rasūlullāh, agama Islam sama sekali tidak menafikan kenyataan dan fitrah manusia yang satu ini. Nafsu seks bukanlah sesuatu yang kotor, yang harus diberantas dan dimatikan; sebaliknya, ia justru merupakan anugerah Tuhan yang jika dimanfaatkan dengan benar dapat mendekatkan seseorang pada kedamaian dunia dan akhirat. Di sisi lain, dalam Islam, seks bukanlah segalanya. Pelampiasan nafsu seks yang serampangan bukan hanya sangat tidak dikehendaki oleh agama suci ini, tetapi juga dikecam.

Dari penelitian terhadap nash-nash syari‘at, dapat disimpulkan bahwa sikap Islam terhadap hasrat seksual hanya memiliki dua opsi. Pertama, menyalurkannya di jalan yang benar, dan kedua, mengendalikannya dari jalan yang salah. Kedua opsi ini sama-sama penting, sama-sama ditujukan untuk mencapai ridha Ilahi.

Oleh karena itu, buku ini mencoba mengeksplorasi kiat-kiat nabawi dalam mengatur hasrat seksual. Bagaimana agar nafsu seksual yang kerap dianggap sebagai fitnah itu berubah menjadi ni‘mah (pahala dan kenikmatan), baik bagi mereka yang sudah menikah ataupun yang belum. Bagaimana mengubah potensi merusak dari sebuah nafsu syahwat menjadi tenaga berlipat-lipat agar seseorang semakin dekat kepada Sang Pemilik Jagad.

Buku ini menjadi empat bagian. Bagian pertama mencoba mengupas nafsu syahwat sebagai fitnah terbesar umat Nabi Muḥammad, sekaligus kewajiban untuk menyalurkannya. Bagian kedua mengetengahkan kiat-kiat nabawi dalam mengendalikan nafsu syahwat, khususnya bagi mereka yang belum mampu menyalurkannya dalam pernikahan. Bagian ketiga mengeksplorasi berbagai penyelewengan seksual yang dikecam oleh agama dan bagaimana pertobatan bagi yang terpeleset ke dalamnya. Sementara itu, bagian keempat mengupas etika dan aturan penyaluran hasrat seksual dalam kehidupan berumah-tangga.

Semoga buku ini dapat bermanfaat.

1 Komentar

  1. Lexi berkata:

    Terima kasih guru ilmunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *