0-2 40 Hadits Shahih – Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

40 HADITS SHAHIH
Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

40 Hadits Shahih

Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

 

Al-Kisah, ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk bersama dengan para sahabatnya di beranda rumah, tiba-tiba lewatlah serombongan orang yang mengotong jenazah. Arak-arakan itu tepat melintas di hadapan Rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya. Segera Rasulullah s.a.w. berdiri memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah itu. Para sahabat yang menjadikan Rasulullah s.a.w. sebagai panutan tidak mau ketinggalan. Spontan, mereka juga ikut berdiri. Usai arak-arakan itu lewat, Rasulullah s.a.w. duduk kembali. Tanpa dikomando, para sahabat pun ikut duduk.

Namun demikian, menyeruak (push aside) keheranan di hati para sahabat, kenapa Rasulullah s.a.w. memberikan penghormatan kepada jenazah itu, apakah beliau tidak tahu kalau itu adalah jenazah orang non muslim (Yahudi)? Untuk memastikan, salah satu sahabat memberanikan diri bertanya: “Wahai Rasulullah, yang lewat tadi itu jenazah orang Yahudi.” Dengan tenang, beliau berpesan bahwa setiap kali melihat jenazah diiring ke liang lahat, tanpa melihat latar belakang agama, mereka harus berdiri menghormatinya.

Sungguh luhur budi pekerti Rasulullah s.a.w., agung pula ajaran yang disampaikan kepada umat ini ihwal hubungan antar agama. Masih banyak hadits lain yang serupa dengan hadits di atas menyangkut etika hubungan antar agama. Saripati hadits tersebut adalah anjuran untuk berbuat baik kepada non muslim. Karena Islam adalah rahmatan lil-‘alamin. Islam bukanlah agama yang menjadi “monster” menakutkan bagi pemeluk agama lain. Tetapi Islam adalah senyum damai bagi siapa saja yang menatapnya. Islam tidak pernah disebarkan dengan pedang, Islam justru didakwahkan dengan penuh kasih sayang.

Bahkan, dalam sejumlah hadits Rasulullah s.a.w. mengutarakan ancaman bagi siapa saja – terutama kaum muslim – yang menzalimi kaum non muslim, tanpa alasan yang dibenarkan. Salah satu ancamannya adalah haramnya surga bagi mereka. Bahkan, beliau sendiri berada di garda depan memusuhi setiap orang yang menindas kaum non muslim.

Ajaran-ajaran Rasulullah s.a.w. yang penuh dengan semangat toleransi dan multikulturalisme ini sangat relevan bagi kita penduduk Indonesia. Sebuah negara yang seringkali terjerembab dalam konflik antar agama. Sentiment agama seringkali memantik konflik berkepanjangan dan melelahkan. Mestinya, kita mayoritas umat Islam ini kalau mau mengikuti teladan Rasulullah s.a.w. tentu konflik antar agama tidak bereskalasi dengan luas seperti yang terjadi di sejumlah daerah. Mestinya, perlu dihilangkan segala kecurigaan dan praduga terhadap pemeluk agama lain. Toleransi dan kasih sayang perlu dikedepankan. Perlindungan terhadap hak-hak kelompok non muslim juga perlu ditegakkan.

Semoga dengan risalah kecil ini, nantinya bisa diraih kedamaian di bumi pertiwi ini. Kedamaian dan kesentosaan. Hidup rukun antar pemeluk agama.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *