Durhaka Kepada Kedua Orang Tua – Bakti Kepada Kedua Orangtua (1/3)

BAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA
Hak Ibu-Bapak, Anak dan Keluarga

Judul asli: BIRR-UL-WĀLIDAIN WA-ḤUQŪQ-UL-ABĀ’ WAL-ABNĀ’ WAL-ARḤĀM
Oleh: Aḥmad ‘Īsā ‘Asyūr
 
Penerjemah: Ustadz H. YUSUF
Penerbit: HAZANAH ILMU

Rangkaian Pos: Durhaka Kepada Kedua Orang Tua - Bakti Kepada Kedua Orangtua

DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG-TUA.

 

Durhaka kepada kedua orang-tua itu artinya tidak mentaatinya dan menganggap tidak adanya hak orang-tua untuk ditaati, melakukan hal-hal yang tidak diridhainya, membuat sakit hatinya meskipun hanya dengan kata-kata “hus/cis”, memandangnya dengan perasaan menghinakan atau merendahkan kedudukannya.

Al-Qur’ān-ul-Karīm sangat membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan kedurhakaan kepeada kedua orang-tua, sampai-sampai Allah melarang berkata-kata keras ataupun menghardiknya. Allah berfirman:

وَ لَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ. (الإسراء: 23)

Jangan sekali-kali berkata “hus/cis” kepada ibu bapak.” (QS. al-Isrā’ [17]: 23).

Al-Qur’ān mengancam kepada orang mengatakan demikian itu dengan firman-Nya:

وَ الَّذِيْ قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَّكُمَا أَتَعِدَانِنِيْ أَنْ أُخْرَجَ وَ قَدْ خَلَتْ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْ وَ هُمَا يَسْتَغِيْثَانِ اللهَ وَيْلَكَ آمِنْ. (الأحقاف: 17).

Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu-bapaknya: “Hus kamu berdua”. Apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu-bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: Celaka kamu. Berimanlah!” (QS. al-Aḥqāf [46]: 17).

Durhaka Kepada Kedua Orang-Tua Termasuk Dosa Besar.

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ (ثَلَاثًا)؟: اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ. الحديث.

“Nabi Muḥammad s.a.w. bersabda: “Perhatikanlah! Maukah aku tunjukkan kepadamu, tentang dosa yang paling besar di antara dosa-dosa besar? (Beliau mengulanginya tiga kali). Yaitu: menyekutukan Allah dengan sesuatu dan durhaka kepada kedua orang tua.” (al-Hadits)

Dan juga sabda Nabi:

و عن انس رضي الله عنه قال: ذكرلنا رسول الله صلّى الله عليه و سلّم الكبائر فقال: الاشراك بالله و عقوق الوالدين. رواه البخاري و الترمذي.

“Dari Anas r.a. Ia berkata: Rasulullah s.a.w. menyebutkan kepada kami tentang dosa-dosa besar, lalu sabdanya: “Menyekutukan Allah dengan sesuatu dan durhaka kepada kedua orang tua.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhārī dan at-Tirmidzī)

Dalam surat Nabi s.a.w. yang ditulisnya kepada penduduk Yaman:

وَ اِنَّ اَكْبَرَا الْكَبَائِرِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القِيَامَةِ اَلْاِشْرَاكُ باِللهِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ الْمُؤْمِنَةِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَ الْفِرَارُ فيِ سَبِيْلِ اللهِ يَوْمَ الزَّحْفِ وَ عُقُوْقُ الوَالِدَيْنَ وَ رَمْيُ الْمُحْصَنَةِ، وَ تَعَلَّمُ السِّحْرِ، وَ اَكْلُ الرِّبَا وَ أَكْلُ مَالِ اليَتِيْمِ. رواه ابن حبان في صحيحه.

Dan sesungguhnya sebesar-besar dosa besar di sisi Allah pada Hari Kiamat nanti ialah menyekutukan Allah dengan sesuatu; membunuh orang mukmin tanpa alasan yang benar, lari dari jalan Allah sebagai pengecut pada waktu peperangan, durhaka kepada kedua orang tua, menuduh zina kepada muḥshanah (wanita yang suci), mempelajari sihir, makan harta riba dan makan harta anak yatim.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ḥibbān di dalam hadits shahihnya).

وَ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: اَرَاَيْتُمُ الزَّانِيَ وَ السَّارِقَ وَ شَارِبَ الْخَمْرِ مَا تَقُوْلُوْنَ فِيْهِم؟ قَالُو: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ هُنَّ فَوَاحِشُ وَ فِيْهِنَّ عُقُوْبَةٌ: اَلَا اُنَبِّئُكُمْ بِاَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟: اَلْاِشْرَاكُ بِااللهِ، ثُمَّ قَرَأَ: وَ مَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى اِثْمًا عَظِيْمًا، وَ عُقُوْقُ الوَالِدَيْنِ ثُمَّ قَرَأَ: اَنِ اشْكُر لِي وَ لِوَالِدَيْكَ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ … رواه الطبرانى فِي الكَبِيْرِ وَ رِجَالُهُ ثِقَاتٌ

“Dan dari Umar r.a. bahwa Nabi s.a.w. itu bersabda: “Pernahkah kamu melihat seorang pezina, pencuri, dan peminum minuman keras, bagaimana pendapatmu tentang mereka itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasulnya yang lebih tahu. Beliau bersabda: Itu adalah perbuatan keji dan pelakunya akan memperoleh hukuman. Perhatikanlah, Aku hendak memberitahu kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar, yaitu: Menyekutukan Allah dengan sesuatu. Kemudian beliau membaca (firman Allah): “Barang siapa menyekutukan Allah dengan sesuatu maka sungguh orang itu lebih berbuat dosa yang besar dan durhaka kepada dua orang tua, lalu beliau membaca (firman Allah): “Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Dan kepada-Ku-lah kamu akan kembali.” (Diriwayatkan oleh ath-Tharbrānī di dalam al-Kabīr sedang rawi-rawinya kuat dan terpercaya).

وَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: صَعِدَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ: لَا اُقْسِمُ. ثُمَّ نَزَلَ فَقَالَ: اَبْشِرُوْا. مَنْ صَلَّى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ وَاجْتَنَبَ الكَبَائِرَ دَخَل مِنء ايِّ اَبْوَابِ الْجَنَّةَ شَاءَ قَالَ الْمُطَلِّبُ: سَمِعْتُ رَجُلًا يَسْأَلُ عَبْدُ اللهِ بْنَ عَمْرِو: اَسَمِعْتَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَذْكُرُهُنَّ؟ اَيْ الْكَبَائِرَ. قَالَ: نَعَمْ. عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَ الشِّرْكُ بِاللهِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ وَ اَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَ الْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ وَ اَكْلُ الرِّبَا. رواه الطبراني

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a., Rasulullah s.a.w. naik mimbar lalu bersabda: Perhatikanlah aku hendak bersumpah, kemudian turun lalu bersabda: “Bergembiralah kamu sekalian. Siapa yang mengerjakan shalat lima waktu dan menjauhi dosa-dosa besar, maka ia akan masuk Surga melalui pintu mana saja yang ia senangi.” Dan al-Muthallib berkata: Saya mendengar seseorang bertanya kepada ‘Abdullah bin ‘Amr: Apakah kamu mendengar sendiri Rasulullah s.a.w. menyebutkan tentang dosa-dosa besar? ‘Abdullah menjawab: Ya, yaitu: “Durhaka kepada kedua orang tua, menyekutukan Allah dengan sesuatu, membunuh orang, menuduh zina kepada orang yang menjaga kehormatan dirinya, memakan harta anak yatim, lari dari perjuangan dan makan harta riba.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabrānī).

Dan dari ‘Abdullah pula, bahwa Nabi s.a.w. bersabda:

اَلْكَبَائِرُ: الْإِشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ الوَالِدَيْنِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ وَ اليَمِيْنُ الْغَمُوْسُ. رواه البخاري

Dosa-dosa besar ialah: “Menyekutukan Allah dengan sesuatu, durhaka kepada kedua orang tuan, membunuh orang dan bersumpah palsu.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhārī)

Sumpah palsu ialah sumpah yang dengan sumpah itu ia dapat memperoleh harta orang lain dengan jalan tidak benar, dan dapat dinamakan ghamūs karena dapat mengakibatkan pelakunya di makan api neraka.

Terlaknat Anak yang Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّم َقَالَ: لَعَنَ اللهُ سَبْعَةً مِنْ فَوْقِ سَمَاوَاتٍ وَ رَدَّدَ الْلَّعْنَةَ عَلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ ثَلَاثًا وَ لَعَنَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ ثَلاَثًا وَ لَعَنَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ لَعْنَةً تَكْفِيْهِ قَالَ: مَلْعُوْنٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ مَلْعُوْنٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ مَلْعُوْنٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ مَلْعُوْنٌ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ مَلْعُوْنٌ مَنْ عَقَّ وَالِدَيْهِ. رواه الطبراني والحاكم.

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah melaknati tujuh golongan dari atas langit. Nabi mengulang kata laknat pada setiap golongan itu sampai tiga kali. Dan melaknati masing-masing tiga kali dan melaknati masing-masing dari mereka dengan secukupnya. Sabda beliau: Terlaknatlah orang yang berbuat seperti kaum Lūth (sebanyak tiga kali), terlaknatlah orang yang menyembelih bukan karena Allah dan terlaknat orang yang berani kepada kedua orang tua.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabrānī dan al-Hākim dan ia berkata: Hadits ini shahih isnadnya).

Ada seseorang bertanya kepada Ali karramallahu wajhah: Beritahulah kepadaku tentang sesuatu yang dirahasiakan Rasulullah secara khusus kepadamu! Ali menjawab: Rasulullah s.a.w. tidak pernah berkata rahasia kepadaku dari sesuatu yang tersimpan dari orang banyak. Hanya saya mendengar Rasulullah bersabda:

لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيْهِ. وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ تُحُوْمَ الْاَرْضِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدَثًا. روه احمد

Allah melaknati orang yang mencaci maki kedua orang tuanya, Allah melaknati orang yang merubah tanda batas pagar tanah dan Allah melaknati orang yang menempatkan orang jahat.” (Diriwayatkan oleh Aḥmad).

وَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ تُحُوْمَ الْاَرْضِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيْهِ. رواه بن حبان في صحيحه

“Dari Ibnu ‘Abbas r.a. ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah melaknati orang yang menyembelih bukan karena Allah. Dan Allah melaknati orang yang merubah batas-batas pekarangan dan Allah melaknati orang yang mencaci maki kedua orang tuanya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ḥibbān di dalam hadits shahihnya).

وَ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هِشَامٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: مَكْتُوْبٌ فِي التَّوْرَاةِ: مَلْعُوْنٌ مَنْ سَبَّ اَبَاهُ مَلْعُوْنٌ مَنْ نَزَعَ تُخُوْمَ الْأَرْضِ مَلْعُوْنٌ مَنْ صَدَّ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ. أخرجه عبد الرزاق فِي مُصَنَّفِهِ.

“Dan dari Ma’mar dari Hisyām dari ‘Urwah dari ayahnya: Ia berkata: “Telah ditulis di dalam Taurat bahwa terlaknatlah orang yang mencaci maki bapaknya, terlaknatlah orang yang mecabut tanda batas pekarangan dan terlaknatlah orang yang menghalangi jalan Allah.” (Dikeluarkan oleh ‘Abd-ur-Razzāq di dalam buku karangannya).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *