BAB XIII
عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta berkah atas Nabi s.a.w.
وَ أَوَّلُ مَنْ آمَنَ بِهِ مِنَ الرِّجَالِ: أَبُوْ بَكْرٍ صَاحِبُ الْغَارِ وَ الصِّدِّيْقِيَّةِ
Artinya:
- Orang lelaki pertama yang beriman kepada Nabi s.a.w. adalah Abū Bakar Shiddīq, orang yang menemani beliau ketika bersembunyi di gua Tsur, (ia digelari ash-Shiddīq, karena merupakan orang pertama yang membenarkan peristiwa Isrā’).
وَ مِنَ الصِّبْيَانِ: عَليٌّ، وَ مِنَ النِّسَاءِ: خَدِيْجَةُ الَّتِيْ ثَبَّتَ اللهُ بِهَا قَلْبَهُ وَ وَقَاهُ
Artinya:
- Dan dari golongan anak kecil, adalah ‘Alī bin Abī Thālib, dan dari golongan orang-orang perempuan adalah Khadījah yang dengannya Allah menenangkan hati Beliau dan melindunginya.
وَ مِنَ الْمَوَالِيْ: زَيْدُ ابْنُ حَارِثَةَ، وَ مِنَ الْأَرِقَّاءِ: بِلَالٌ الَّذِيْ عَذَّبَهُ فِي اللهِ أُمَيَّةُ
Artinya:
- Dari kalangan hamba sahaya yang sudah merdeka, adalah Zaid bin Ḥāritsah, dan dari hamba sahaya yang belum bebas adalah Bilāl bin Rabāḥ yang karena imannya kepada Allah, ia disiksa oleh tuannya yang bernama Umayyah.
وَ أَوْلَاهُ مَوْلَاهُ أَبُوْ بَكْرٍ مِنَ الْعِتْقِ مَا أَوْلَاهُ
Artinya:
- Yang kemudian ditebus Abū Bakar Shiddīq untuk dimerdekakan.
ثُمَّ أَسْلَمَ: عُثْمَانُ، وَ سَعْدٌ، وَ سَعِيْدٌ، وَ طَلْحَةٌ، وَ ابْنُ عَوْفٍ، وَ ابْنُ عَمَّتِهِ صَفِيَّةُ
Artinya:
- Seterusnya berturut-turut masuk Islam: ‘Utsmān bin ‘Affān, Sa‘ad bin Abī Waqqāsh, Sa‘īd bin Zaid, Thalḥah bin ‘Ubaidillāh, ‘Abd-ur-Raḥmān bin ‘Auf, Zubair bin ‘Awwām, saudara lelaki sepupu Nabi s.a.w. dan anak lelaki Shaffiyyah.
وَ غَيْرُهُمْ مِمَّنْ أَنْهَلَهُ الصِّدِّيْقُ رَحِيْقَ التَّصْدِيْقِ وَ سَقَاهُ
Artinya:
- Adapun selain orang-orang tersebut masuk Islam atas usaha dan jasa Abū Bakar Shiddīq.
وَ مَا زَالَتْ عِبَادَتُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَصْحَابِهِ مَخْفِيَّةً
Artinya:
- Pada waktu itu, Beliau s.a.w. dan para sahabat masih sembunyi-sembunyi dalam menjalankan ibadahnya.
حَتَّى أُنْزِلَ عَلَيْهِ { فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ } فَجَهَرَ بِدُعَاءِ الْخَلْقِ إِلَى اللهِ
Artinya:
- Sehingga turun ayat surat al-Ḥijr, ayat 94, barulah Beliau s.a.w. bangkit menyeru umat dengan terang-terangan agar beriman kepada Allah.
وَ لَمْ يَبْعُدْ مِنْهُ قَوْمُهُ حَتَّى عَابَ آلِهَتَهُمْ وَ أَمَرَ بِرَفْضِ مَا سِوَى الْوَحْدَانِيَّةِ
Artinya:
- Kaumnya tidak menjauhi dan memusuhi Beliau sampai ketika Beliau mencela sesembahan-sesembahan mereka dan menyuruh mereka meninggalkan penyembahan selain hanya kepada Allah Yang Maha Esa.
فَتَجَرَّؤُا عَلَى مُبَارَزَتِهِ بِالْعَدَاوَةِ وَ أَذَاهُ
Artinya:
- Ajakan Beliau ini ditentang oleh kaum musyrikin dengan permusuhan terbuka dan penganiayaan terhadap para sahabatnya.
وَ اشْتَدَّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ الْبَلَاءُ، فَهَاجَرُوْا فِيْ سَنَةِ خَمْسٍ إِلَى النَّاحِيَةِ النَّجَاشِيَّةِ
Artinya:
- Oleh karenanya, kaum muslimin mendapatkan tekanan yang sangat berat. Sehingga pada tahun kelima dari kenabian terpaksa mereka berhijrah ke Ḥabasyah.
وَ حَدِبَ عَلَيْهِ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ، فَهَابَهُ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ وَ تَحَامَاهُ
Artinya:
- Melihat keadaannya yang semacam ini, pamannya, Abū Thālib merasa kasihan kepadanya, akhirnya pamannya membela Beliau dengan sekuat-kuatnya, sehingga mereka merasa takut dan tidak berani mengganggu Beliau.
وَ فُرِضَ عَلَيْهِ قِيَامُ بَعْضٍ السَّاعَاتِ اللَّيْلِيَّةِ
Artinya:
- Pada mulanya, Beliau diwajibkan Allah ta‘ālā melakukan shalat malam.
ثُمَّ نُسِخَ بِقَوْلِهِ تَعَالَى: { فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَ أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ}
Artinya:
- Kemudian kewajiban dibatalkan dengan turunnya ayat (Maka bacalah apa yang sudah dipermudahkan darinya (al-Qur’ān) dan dirikanlah shalat.)
وَ فُرِضَ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ بِالْغَدَاةِ وَ رَكْعَتَانِ بِالْعَشِيَّةِ
Artinya:
- Lalu beliau diwajibkan melakukan shalat dua raka‘at di waktu pagi dan dua raka‘at waktu malam hari.
ثُمَّ نُسِخَ بِإِيْجَابِ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ فِيْ لَيْلَةِ مَسْرَاهُ
Artinya:
- Kemudian diganti dengan kewajiban melakukan shalat lima waktu pada malam Isrā’.
وَ مَاتَ أَبُوْ طَالِبٍ فِيْ نِصْفِ شَوَّالٍ مِنْ عَاشِرِ الْبِعْثَةِ وَ عَظُمَتْ بِمَوْتِهِ الرَّزِيَّةُ
Artinya:
- Abū Thālib meninggal pada tanggal 15 bulan Syawwāl tahun kesepuluh dari kenabian, dan dengan sepeninggalnya itu bertambah besar pula bencana (yang menimpa Beliau dan para sahabatnya).
وَ تَلَتْهُ خَدِيْجَةُ بَعْدَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، وَ شَدَّ الْبَلَاءُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ عُرَاهُ
Artinya:
- Tiga hari kemudian, menyusul lagi Khadījah wafat, sehingga bertambah besarlah musibah yang menimpa kaum muslimin pada saat itu.
وَ أَوْقَعَتْ قُرَيْشٌ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كُلَّ أَذِيَّةٍ
Artinya:
- Penganiayaan kaum Quraisy terhadap Beliau s.a.w. semakin leluasa dan menjadi-jadi.
وَ أَمَّ الطَّائِفَ يَدْعُوْا ثَقِيْفًا، فَلَمْ يُحْسِنُوْا بِالْإِجَابَةِ قِرَاهُ
Artinya:
- Akhirnya Beliau s.a.w. pergi ke Thā’if untuk menyerukan Islam kepada kaum Bani Tsaqīf. Akan tetapi sembutan mereka tidak menyenangkan.
فَأَغْرَوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَ الْعَبِيْدَ فَسَبُّوْهُ بِأَلْسِنَةٍ بَذِيَّةٍ
Artinya:
- Bahkan mereka ramai-ramai mengusir Beliau dengan segala ucapan-ucapan yang kotor lagi keji.
وَ رَمَوْهُ بِالْحِجَارَةِ حَتَّى خَضِبَتْ بِالدِّمَاءِ نَعْلَاهُ
Artinya:
- Mereka melontari batu kepadanya, sehingga kasutnya berlumuran darah.
ثُمَّ عَادَ إِلَى مَكَّةَ حَزِيْنًا، فَسَأَلَهُ مَلَكُ الْجِبَالُ فِيْ إِهْلَاكِ أَهْلِهَا ذَوِي الْعَصَبِيَّةِ
Artinya:
- Kemudian Beliau s.a.w. pulang kembali ke Makkah dengan menanggung luka-luka dan hati yang tersayat pedih. Lalu malaikat penjaga gunung bermohon kepada Beliau s.a.w. akan menghancurkan kaum penentang yang berkeras hati.
فَقَالَ: ( إِنِّيْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَتَوَلَّاهُ )
Artinya:
- Maka jawabnya: “Saya mengharap agar Allah mengeluarkan dari diri mereka itu generasi berikutnya yang mau beriman dan menghambakan diri kepada Allah ta‘ālā.