1-2 Upaya & Siksaan yang Dilakukan Kafir Quraisy – Isra’ Mi’raj Mu’jizat Terbesar

Isra’ Mi‘raj Mu‘jizat Terbesar
Judul Asli: Al-Mu‘jizat-ul-Kubrā, al-Isrā’u wal-Mi‘rāj
Oleh: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya‘rawi

Penerjemah: H. Salim Basyarahil
Penerbit: GEMA INSANI PRESS

Rangkaian Pos: Bab I - Latar Belakang Diberikannya Mu‘Jizat Isra’ Mi‘Raj Kepada Rasulullah S.A.W.

2. Upaya dan Siksaan yang Dilakukan Kafir Quraisy.

Dari hari ke hari pengikut Muḥammad semakin bertambah dengan pesat sehingga kaum Quraisy semakin geram kepadanya. Karenanya mereka terus berusaha mencari jalan lain untuk membendung arus dakwah Rasūlullāh s.a.w. Akhirnya mereka mendapat jalan hendak membuat para pengikut Muḥammad ragu dan tidak percaya dengan risalahnya. Kalau para pengikut Muḥammad sudah termakan hasutannya para tokoh Quraisy berharap mereka meninggalkan ajaran Muḥammad. Dengan begitu otomatis dakwah Muḥammad mengalami kegagalan. Peristiwa ini direkam Allah dalam al-Qur’ān-ul-Karīm yang tertuang dalam surat ar-Ra‘d ayat 43:

Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasūl.” Katakanlah (Muḥammad): “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu al-Kitāb.”

Demikianlah firman Allah dalam menjawab kebohongan orang-orang kafir. Karena itulah upaya pertama mereka masih belum berhasil, dan setelah itu mereka mencari upaya lain. Setelah cara membujuk dengan kenikmatan duniawi dan tipu-daya meragukan hati pengikutnya gagal, mereka akhirnya melakukan jalan pintas dengan kekerasan. Mereka berharap kekerasan ini bisa membuat Muḥammad dan pengikutnya jera. Maka mulailah tindakan kejam dan keji mereka lakukan terhadap para budak dan pengikut Muḥammad s.a.w. yang tidak mempunyai kabilah yang melindungi keselamatan mereka di wilayahnya sehingga banyak budak dan kaum mustadh‘afīn (kaum lemah) yang menjadi sasaran tindak kekerasan. Mereka tidak memiliki daya untuk melepaskan diri selain bersabar menghadapi ujian tersebut.

Sudah menjadi suratan takdir, para mustadh‘afīn itulah yang menjadi syuhada’ Islam pertama dalam mempertahankan aqidah. Keluarga Yasir yang baru datang dari negeri Yaman dan masuk Islam di Makkah merupakan korban pertama kekerasan yang dilakukan kaum kafir Quraisy. Abū Jahal berusaha keras memaksa keluarga Yāsir untuk kembali pada kemurtadan sebelum menyiksa dan membunuh mereka. Tapi ternyata, Yāsir, istrinya, Sumayyah dan putranya, ‘Ammār memilih lebih baik mati di jalan Allah daripada murtad dari Islam.

Mereka (Yāsir sekeluarga) dibawa ke gurun pasir di luar kota Makkah. Di situ mereka disiksa dengan berbagai teknik penyiksaan jahiliyyah. Pada saat dilakukan penyiksaan kebetulan Rasūlullāh s.a.w. melewati tempat itu. Betapa pilu hatinya karena pada saat itu beliau belum bisa melepaskan mereka dari cengkeraman kaum kafir yang keji. Tetapi Rasūlullāh s.a.w. bersabda kepada mereka:

صَبْرًا آلَ يَاسِرٍ، إِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ.

Wahai keluarga Yasir, bersabarlah! Allah telah menjanjikan surga untuk kalian.

Penyiksaan biadab itu berjalan terus dengan berbagai teknik jahiliyyah sehingga Yāsir dan Sumayyah menghembuskan nafas terakhirnya. Itulah keluarga syuhada’ yang pertama menumpahkan darahnya dan mempersembahkan nyawanya fī sabīlillāh, radhiyallāhu ‘anhum wa radhū ‘anhu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *