Awal Penciptaan Jinn – Dialog Dengan Jinn Muslim

DIALOG DENGAN JINN MUSLIM
Pengalaman Spiritual

Diterjemahan dari:
Hiwar Shahafiy ma‘a Jinny Muslim
Karya: Muhammad ‘Isa Dawud.

Penerjemahan: Afif Muhammad dan H. ‘Abdul Adhiem
Penerbit: PUSTAKA HIDAYAH

Rangkaian Pos: 1. Alam Jinn - Dunia Jinn: Yang Tampak & Yang Tersembunyi - Dialog Dengan Jin Muslim

Awal Penciptaan Jinn.

Allah s.w.t. menciptakan jinn sebelum menciptakan manusia, dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia maupun jinn sendiri. Allah s.w.t. berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jinn, sebelum itu, dari api sangat panas. (Qs. al-Ḥijr: 26-27).

Kalimat “sebelum itu” dalam ayat di atas, mengisyaratkan pada waktu yang sangat lama yang menunjukkan usia penghunian jinn di muka bumi sebelum manusia. Dengan demikian, selisih waktu tersebut bukan hanya 40 tahun sebagaimana yang dikatakan sementara orang, (51) akan tetapi ia merupakan waktu yang sangat lama, bahkan jika dikiaskan dengan jinn sekalipun. Sebab, waktu 40 tahun bisa jadi tidak melebihi waktu penyusuan bayi jinn. Kemungkinan waktu tersebut setara dengan 2000 tahun seperti yang terdapat dalam pendapat yang dinisbatkan kepada ‘Abdullāh bin ‘Amr bin al-‘Āsh, dalam suatu riwayat yang saya duga adalah palsu (62). Atau, bisa pula menunjukkan waktu yang lebih lama yang mendekati 6000 tahun bila dikiaskan kepada manusia – suatu rentang waktu yang dianggap oleh jinn sebagai waktu yang sangat lama yang menjadi salah satu kebanggaan mereka.

Namun, apa pun juga adanya, pengetahuan tentang masalah ini sama sekali tidak memberi manfaat atau mudarat apa pun. Jinn sahabat saya, kendati dia jinn Muslim, berkali-kali menyebutkan bahwa jinn diciptakan Allah sebelum manusia. Dia begitu bangga dengan hal ini, sampai-sampai saya harus mengingatkan kepadanya bahwa seorang Muslim tidaklah boleh membanggakan dirinya kepada saudara sesama Muslimnya, khususnya jika kelebihan itu hanyalah menyangkut “lebih dulu diciptakan” dan bukan kelebihan esensial yang ada pada diri mereka, tetapi berkaitan dengan kehendak Allah s.w.t. Jinn sahabat saya itu, subhanallah, begitu bahagia karena bisa belajar dari manusia, dan berulang kali mengatakan: “Ajarilah saya…. ajarilah saya,” atau “Tambahlah ilmu saya.’

 

Catatan:


  1. 5). Lihat Ākām-ul-Marjāni fī Gharā’ib-il-Akhbāri wa Aḥkām-il-Jānn, Muḥammad ‘Alī Shabīḥ, Kairo, hlm. 9.
  2. 6). Diriwayatkan oleh Abū Ḥudzaifah Isḥāq bin Basyar, penyusun kitab al-Mubtada’. Dia mengatakan, dari ‘Utsmān ibn al-A‘syā, dan Bakr ibn al-Aḥnas, dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin Sābith-al-Quraisy, dari ‘Abdullāh bin ‘Amr ibn al-‘Āsh, katanya: “Jinn diciptakan Allah dua ribu tahun sebelum Ādam.” Tentang kredibilitas Ibn Basyar, adz-Dzahabī mengatakan bahwa para ahli hadits menganggap haditsnya matrūk, dan ‘Alī ibn al-Madanī menganggap riwayatnya dusta. Sementara itu, Ibn Ḥibbān mengatakan bahwa: “Haditsnya tidak terbebas dari kelemahan, kecuali sekadar aspek yang aneh-aneh,” dan ad-Dāruquthnī mengatakan bahwa Ibn Basyar pendusta dan haditsnya matrūk. Aḥmad bin Sayyār al-Maruzī mengatakan bahwa Ibn Basyar meriwayatkan hadits dari orang yang tidak dikenalnya, dan dia acap kali lupa terhadap hadits yang diriwayatkannya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *