Hati Senang

Thariqah Alawiyah (I) | Pendahuluan : Riwayat Hidup Pengarang (4/4)

Thariqah 'Alawiyah Jalan Lurus Menuju Allah Terjemah : al-Manhaj al-Sawi Syarh Ushul Thariqah al-Saadah Aali Ba’Alawi Pengarang : Al Habib Zain bin Smith Penerjemah : Ust. Husin Nabil Assegaf Penerbit : Nafas

(lanjutan)

Di antara hasil karya tulis beliau:

Penulis biografi ini mengumpulkan beberapa karya tulis bermanfaat pada beberapa macam ilmu. Di antaranya;

1. Al-Manhaj as-Sawiy, Syarh Ushul Thariqah as-Sadah Ali Ba ‘Alawi, adalah kitab yang kita baca ini, dan kitab ini termasuk kitab terpenting di antara karya beliau.Pembahasan tentang hal ini akan dibahas secara terpisah.

2. Al-Fuyudhat ar-Rabbaniyyah Min Anfas as-Sadah al ‘Alawiyyah. Kitab ini adalah tafsir maknawi yang tipis, dan menghimpun ucapan as-Sadah al-‘Alawiyyin dalam kumpulan ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Kitab ini terdiri dari satu jilid, dan telah dicetak.

3. Al-Futûhat al-‘Aliyyah Fi al-Khuthab al-Minbariyyah. Terdiri dari dua jilid. Kitab ini merangkum ceramah ceramah beliau ketika menggantikan al-Habib Muhammad al-Haddar di kota al-Baidhâ. Telah dicetak.

4. Syarh Hadits Jibril yang diberi judul: Hidayah ath Thalibin Fi Bayan Muhimmat ad-Din. Dalam buku ini beliau menjelaskan perbincangan antara Jibril dan Nabi Muhammad Saw. tentang makna Islam, iman, dan ihsan, lalu menjadikannya sebagai kitab yang ringkas membahas aqidah, fiqih, dan tasawuf. Telah dicetak.

5. Al-Ajwibah al-Ghaliyah Fi Aqidah al-Firqah an-Najiyah. Buku ini membantah keyakinan orang-orang yang menyimpang dalam bentuk tanya jawab. Telah dicetak berulang kali dan menyebar, serta menjadikan kalangan khusus dan awam mendapatkan manfaat yang sempurna.

6. Hadiyah az-Zairin ilâ Ad’iyah az-Ziyarah an-Nabawiyyah wa Masyahid as-Shalihin, merupakan kumpulan doa para salaf yang diucapkan ketika berziarah Nabi dan kuburan-kuburan yang terletak di Haramain dan Hadhramaut. Telah dicetak.

7. Majmu’, dari beberapa manfaat yang bertebaran dalam hukum, doa, dan adab. Berupa naskah.

8. Kumpulan besar “Fatawa al-Fiqhiyah” ini dihimpun dan diatur secara baik oleh murid-murid utamanya.

9. Tsabat Asanidah wa Syuyakhah. Berupa naskah.

Pujian Para Ulama

Da’i dan pemikir, Sayyid Abu Bakar bin Ali al-Masyhur dalam kitabnya Qabasât an-Nur halaman 189, ketika menyebutkan riwayat hidup Habib Zain, menggambarkannya sebagai seorang alim yang faqih. Seorang yang sangat hafal persoalan-persoalan dalam mazhab Syafi’i, ahli nahwu, dan yang terlibat dalam berbagai ilmu. Seorang arif billah (orang yang mengenal Allah). Seorang yang mengantar kepada-Nya dengan nasihat-nasihat dan kelembutan-kelembutan sufi, memiliki penampilan seorang ‘Alawi salafi, dan menjadi rujukan dalam fiqih dan fatwa di negeri Hijaz.

Seorang yang sangat alim, ahli ilmu kalam, peneliti, dan musnid (seorang yang banyak sanadnya), Syaikh Muhammad Namr al-Khathib yang tinggal di Madinah, dalam ijazahnya untuk Habib Zain menyebutnya Shahib al-Fadhilah (seorang yang memiliki keutamaan), al-‘Allamah adz-Dzâiq (seorang yang sangat alim lagi peka), ar-Rabbâni al-Faiq (seorang yang memiliki derajat makrifat dan yang memiliki kesadaran).

Seorang yang sangat alim dan muhaddits kota Makkah, Syaikh Abdullah bin Sa’id al-Lahji al-Hadhrami (wafat 1410), dalam ijazahnya kepada beliau menulis, “Ijazah dari orang yang di bawah kepada orang yang paling atas,” dan menyebutnya sebagai Sayyidi al-‘Alim al-Fadhil (junjunganku yang alim dan memiliki keutamaan).

Seorang yang sangat alim dan faqih, Dr. Muhammad Hasan Hitu menyebutnya as-Sayyid an-Nabil al-Kamil (seorang sayyid yang cerdas dan sempurna) dan al-‘Alim al-mutawadhi’ al-‘Amil (seorang alim yang rendah hati dan mengamalkan ilmunya). Sedangkan Sayyid Yusuf ar-Rifa’i al-Kuwaiti dalam ijazahnya, menyebutnya al ‘Allamah al-‘Amil, al-Faqih al-Murabbi (seorang yang sangat alim dan mengamalkan ilmunya, seorang faqih dan pendidik).

Sedangkan gurunya, Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar memujinya sebagai as-Sayyid al-‘Allamah ad-Da’i ilallah, asy-Syab an Nasyi’ fi Tha’atillah as-Salik an-Nasik al-Mahbub al-Makhthub Sayyidi wa Dzuhri, wa ‘Umdari wa ‘Uddati (seorang sayyid yang sangata alim, seorang yang selalu mengajak ke jalan Allah, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang penempuh jalan Allah dan selalu beribadah kepada-Nya, seorang yang dicintai, junjunganku dan bekalku, sandaranku dan kelengkapanku).

Habib yang menjadi teladan, Sayyid Ibrahim bin ‘Aqil menggambarkannya sebagai seorang Salil al-Akabir, Jami” al-Mafakhir, Zain asy-Syamail, Rabib al-Fadhail, al-Habib al Mahbub, as Sayyid as-Sanad (keturunan orang-orang besar, penghimpun sifat-sifat terpuji, seorang yang bagus perangainya, pemilik sifat-sifat utama, habib yang dicintai, dan sayyid yang menjadi sandaran). Sedangkan seorang yang menjadi teladan, Habib ‘Abdulqadir bin Ahmad as-Saqqaf dalam ijazahnya menyebutnya, “As-Sayyid al-Abarr, ar-Raghib fima kana ‘alaihi ahluhu min karim as-Siyar, al-‘Allamah Zain bin Ibrahim (sayyid yang sangat baik, seorang yang menyenangi sirah yang mulia dari keluarganya di masa lalu, yang sangat alim, Zain bin Ibrahim) dan ia termasuk orang yang mengenalku dan aku kenal, seorang yang mencintaiku dan aku cintai.”

Meskipun dalam kedudukannya yang terpuji serta perhatiannya terhadap ibadah kepada Allah dan mengingat hari kemudian dengan semangat yang tinggi. Habib Zein masih tetap mengajar, membantu, dan membimbing murid-murid. Memberikan petunjuk kepada para salik (orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah, pengamal tasawuf), mendidik para murid, dan menyusun fatwa masalah-masalah fiqih yang datang kepadanya dari berbagai negeri. Dari waktu ke waktu, ia juga melakukan perjalanan dakwah dan mengamati kaum muslimin serta memberikan ceramah-ceramah agama.

Beliau, semoga Allah memberi manfaat dengannya, sekarang terhitung dalam kelompok para tokoh terkemuka yang melalui mereka tersebarlah manfaat. Semoga Allah memeliharanya sebagai pusaka Islam dan memberikan manfaat kepada kaum muslimin dengan keberadaannya. Segala puji milik Allah. Tuhan sekalian alam.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.