Ta’wil Mimpi Tentang para Malaikat – Tafsir Mimpi

TAFSIR MIMPI
Menurut Al-Qur’an & As-Sunnah
Judul Asli: Tafsīr-ul-Aḥlām
(Penerbit: Maktabah ash-Shafa, Kairo)
Penulis: Muhammad Ibnu Sirin
 
Penerjemah: Dr. M. Syihabuddin, M.A. dan Asep Sopian, S.Pd
Penerbit: GEMA INSANI

3.

Ta’wīl Mimpi tentang para Malaikat.

 

Ustādz Abū Sa‘ad mengatakan bahwa bermimpi tentang para malaikat yang terkenal dan mereka menyampaikan berita gembira menunjukkan pada kemunculan seesuatu bagi pelaku mimpi, pada kemuliaan, kekuatan, kegembiraan, dan pertolongan setelah dizhalimi atau kesembuhan setelah sakit, atau aman setelah takut, kemudahan setelah kesulitan, kaya setelah miskin, adanya jalan keluar setelah kerumitan, pelakunya akan pergi haji, atau dia akan berperang lalu mati syahid.

Jika bermimpi seolah-olah dia memusuhi Jibrīl a.s. dan Mīkā’īl a.s. atau mendebat kedudukanya, berarti dia akan menghadapi suatu persoalan yang membuatnya ditimpa kemurkaan Allah s.w.t. dari waktu ke waktu dan pikirannya sejalan dengan pikiran orang Yahudi, na‘ūdzu billāh.

Jika mimpi mengambil makanan dari Jibrīl a.s., in syā’ Allāh dia menjadi ahli surga. Jika mimpi melihat Jibrīl a.s. bersedih dan gundah, dia akan ditimpa kesulitan dan siksa sebab Jibrīl a.s. merupakan malaikat yang menangani siksa.

Jika bermimpi Malaikat Mīkā’īl a.s., dia akan memperoleh karunia di dunia dan akhirat bila pelaku mimpi bertaqwā. Jika tidak bertaqwā, hendaklah dia hati-hati. Jika bermimpi seolah-olah Mīkā’īl a.s. berada di sebuah kota atau kampung, penghuni tempat tersebut akan diguyur hujan secara menyeluruh dan harga-harga menjadi murah. Jika Mīkā’īl a.s. berdialog dengan orang yang bermimpi atau memberinya sesuatu, dia akan mendapatkan keni‘matan dan kesenangan karena Mīkā’īl a.s. merupakan malaikat rahmat.

Jika bermimpi melihat Malaikat Isrāfīl a.s. bersedih sambil meniup sangkakala dan pelaku mimpi mengira bahwa hanya dia yang mendengar tiupannya, orang yang bermimpi tersebut akan mati. Jika dia mengira penghuni tempat itu juga mendengar tiupannya, di sana akan terjadi kematian yang mengerikan.

Ada pula yang mena’wīlkan bahwa mimpi demikian menunjukkan menangnya keadilan setelah tersebarnya kezhaliman dan menunjukkan runtuhnya kezhaliman di tempat itu.

Jika bermimpi melihat malaikat maut itu bergembira, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan mati syahid. Jika malaikat maut berwajah cemberut dan murka, dita’wilkan bahwa pelaku mimpi seolah-olah bergulat dengan malaikat maut dan malaikat maut berhasil mengalahkannya, pelaku mimpi akan mati. Jika malaikat maut tidak mengalahkannya, berarti dia nyaris mati lalu Allah s.w.t. menyelamatkannya.

Ada pula yang berpendapat bahwa jika bermimpi malaikat maut, pelaku mimpi akan berusia panjang.

Jika bermimpi seolah-olah malaikat memberinya kabar gembira dengan kelahiran seorang putra, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan dikaruniai putra yang pintar, diridhai, dan tampan karena Allah s.w.t. berfirman:

“….Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya…..” (Āli ‘Imrān: 45).

Dia (Jibrīl) berkata: “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menyampaikan anugerah kepadanya seorang anak laki-laki yang suci.” (Maryam: 19).

Jika bermimpi seolah-olah para malaikat membawa nampan yang berisikan buah-buahan, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan mati syahid. Jika bermimpi bahwa malaikat masuk ke rumahnya, dita’wīlkan bahwa hendaknya pelaku mimpi berhati-hati terhadap pencuri yang masuk ke rumahnya.

Jika bermimpi seolah-olah malaikat yang ambil senjata darinya, hilanglah kekuatan pelaku mimpi dan keni‘matannya akan sirna. Mungkin juga dia akan menceraikan istrinya.

Jika bermimpi seolah-olah para malaikat berada di suatu tempat dan dia takut kepada mereka, dita’wīlkan bahwa fitnah dan perang akan terjadi di tempat tersebut.

Jika bermimpi seolah-olah malaikat berada di tempat perang, dita’wīlkan dengan kemenangan atas musuh.

Jika bermimpi melihat malaikat ruku‘ di hadapannya atau bersujud kepadanya, pelaku mimpi akan meraih cita-citanya, reputasinya akan tinggi, dan urusannya akan teratasi. Jika bermimpi seolah-olah dia mengalahkan malaikat, dia akan mendapatkan kebingungan dan kehinaan setelah mendapatkan kemuliaan.

Jika orang yang sakit bermimpi seolah-olah seorang malaikat mengalahkan malaikat lainnya, kematian pelaku mimpi telah dekat.

Jika bermimpi seolah-olah malaikat turun dari langit ke bumi dalam keadaannya yang sebenarnya, hal itu menunjukkan kemuliaan bagi orang yang menegakkan kebenaran, kehinaan bagi orang yang melakukan kebatilan, dan pertolongan bagi para mujāhid. Jika mereka tampil dalam sosok perempuan, ta’wīlnya dia akan mendustai Allah s.w.t. karena Dia berfirman:

Maka apakah pantas Tuhan memilihkan anak laki-laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar-benar mengucapkkan kata yang besar (dosanya).” (al-Isrā’: 40).

Jika bermimpi terbang bersama para malaikat atau naik bersama mereka ke langit dan tidak kembali, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan mendapatkan kemuliaan di dunia lalu mati syahid.

Jika bermimpi seolah-olah melihat para malaikat, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan tertimpa musibah karena Allah s.w.t. berfirman:

(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa…..” (al-Furqān: 22).

Jika bermimpi seolah-olah para malaikat melaknatnya, hal itu menunjukkan kelemahan agamanya. Jika bermimpi seolah-olah para malaikat bergemuruh, rumah dan tempat tinggalnya akan hancur. Jika bermimpi beberapa malaikat berada di sebuah negeri, kota, atau kampung, orang yang berilmu atau yang zuhud akan mati di sana, atau orang yang dizhalimi akan terbunuh, atau gempa akan melanda sebuah desa.

Jika bermimpi seolah-olah para malaikat melakukan perbuatan seperti perbuatan pelaku mimpi, hal itu menunjukkan peningkatan dalam usahanya. Jika bermimpi malaikat berkata kepadanya: “Bacalah kitab Allah”, dita’wīlkan bahwa jika pelaku mimpi suka berbuat kebaikan, dia akan mendapatkan kemuliaan. Jika dia tidak suka berbuat kebaikan, hendaklah dia berhati-hati karena Allah s.w.t. berfirman:

Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (al-Isrā’: 14).

Jika bermimpi melihat malaikat menunggang kuda di suatu tempat, dita’wīlkan bahwa orang yang sombong akan binasa di sana. Jika bermimpi melihat burung-burung terbang sedangkan dia tidak mengetahui wujudnya, burung-burung tersebut adalah para malaikat. Bermimpi melihat mereka berada di suatu tempat menunjukkan penuntutan balas dari orang-orang yang zhalim dan pertolongan bagi orang-orang yang dizhalami.

Jika bermimpi melihat malaikat pencatat amal, dita’wīlkan bahwa pelaku mimpi akan mendapatkan kesenangan dan kegembiraan di dunia dan akhirat, serta dikaruniai ḥusn-ul-khātimh jika dia merupakan orang yang suka beramal shalih. Jika dia bukan orang shalih, hendaklah takut karena Allah s.w.t. berfirman:

Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Infithār: 11-12).

Sebagian ‘ulamā’ berkata tentang ihwal penampilan malaikat. Bermimpi melihat malaikat dalam sosok seorang syaikh (orang tua) menunjukkan masa lalu. Bermimpi melihat malaikat dalam sosok seorang pemuda menunjukkan masa sekarang dan bermimpi melihat malaikat dalam sosok seorang anak kecil menunjukkan masa yang akan datang.

Jika bermimpi seolah-olah pelaku mimpi menjelma menjadi malaikat, dita’wīlkan bahwa jika berada dalam kesulitan, dia akan memperoleh jalan keluar; jika dia hamba sahaya, dia akan dimerdekakan; jika orang yang mulia, dia akan menjadi pemimpin; jika dia sakit, mimpi tersebut menunjukkan pada kematiannya.

Jika bermimpi seolah-olah para malaikat mengucapkan salam kepadanya, Allah s.w.t. akan memberikan petunjuk dalam hidupnya dan menganugerahinya ḥusn-ul-khātimah.

Diceritakan bahwa seorang Yahudi yang sedang dalam perjalanan bermimpi seolah-olah para malaikat mendoakannya. Dia bertanya kepada seorang pena’wīl mimpi, maka pena’wīl mimpi menjawab: “Kamu akan masuk agama Islam dan syari‘at Rasūlullāh s.a.w.” Allah s.w.t. berfirman:

Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang)..…” (al-Aḥzāb: 43).

Kemudian, Yahudi itu masuk Islam dan mendapat petunjuk Allah s.w.t. Penyebab keislamannya adalah dia menyembunyikan orang miskin yang berutang dari pemilik piutang yang menagihnya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *