Ta’wil Mimpi Hamba di Hadapan Tuhannya – Tafsir Mimpi

TAFSIR MIMPI
Menurut Al-Qur’an & As-Sunnah
Judul Asli: Tafsīr-ul-Aḥlām
(Penerbit: Maktabah ash-Shafa, Kairo)
Penulis: Muhammad Ibnu Sirin
 
Penerjemah: Dr. M. Syihabuddin, M.A. dan Asep Sopian, S.Pd
Penerbit: GEMA INSANI

1.

Ta’wīl Mimpi Hamba di Hadapan Tuhannya

 

Ustādz Abū Sa‘ad mengatakan bahwa barang siapa yang mimpi seolah-olah dia berdiri di hadapan Allah s.w.t. sedang Allah s.w.t. melihatnya, mimpinya itu merupakan mimpi rahmat jika dia orang yang shalih. Jika bukan orang yang shalih, dia mesti waspada karena Allah s.w.t. berfirman:

“(Yautu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.” (al-Muthaffifīn: 6).

Jika bermimpi seolah-olah bermunajat kepada-Nya, berarti dia dimuliakan dengan kedekatan kepada-Nya dan disukai manusia. Allah s.w.t. berfirman:

Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap.” (Maryam: 52).

Jika bermimpi seolah-olah bersujud di hadapan Allah s.w.t., berarti dia didekatkan dengan-Nya dan dicintai manusia karena Allah s.w.t. berfirman:

“….dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).” (al-‘Alaq: 19).

Jika bermimpi berbicara dengan-Nya dari balik hijab, agamanya menjadi baik dan dapat melaksanakan amanah (jika dia memikulnya) serta kekuasaannya menjadi kuat.

Jika mimpi berbicara dengan-Nya tanpa hijab, dia akan melakukan kesalahan dalam agamanya karena Allah s.w.t. berfirman:

Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir…..” (asy-Syūrā: 51).

Jika dia melihat-Nya dengan hati secara ta‘zhim dan seolah-olah Allah s.w.t. menghampirinya, memuliakannya, mengampuninya, atau menghisabnya, atau memberinya kabar gembira tanpa kehadiran sifat-Nya secara khusus, dia akan menemui-Nya seperti itu pula pada Hari Kiamat.

Jika bermimpi bahwa Allah s.w.t. menjanjikan ampunan dan rahmat kepadanya, tidak diragukan lagi bahwa janji itu benar karena Allah s.w.t. tidak mengingkari janji. Namun, dia akan mendapatkan ujian menyangkut diri dan penghidupannya sepanjang hidupnya.

Jika bermimpi seolah-olah Allah s.w.t. menasihatinya, dia akan menghentikan apa yang tidak diridhai Allah s.w.t. sesuai firman-Nya:

“….Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (an-Naḥl: 90).

Jika Dia memakaikan baju kepadanya, dita’wilkan dengan kebingungan dan penyakit sepanjang hidupnya. Namun, hal itu membuatnya banyak bersyukur.

 

Dikisahkan bahwa ada orang bermimpi seolah-olah Allah s.w.t. memberinya dua baju lalu dia mengenakannya saat itu juga. Dia menanyakan ta’wīlnya kepada Ibnu Sīrīn. Ibnu Sīrīn menjawab: “Bersiaplah untuk menerima ujian-Nya.” Tidak lama kemudian dia menderita penyakit belang hingga pulang ke raḥmatullāh.

 

Jika dia melihat cahaya yang membuatnya kebingungan dan tidak membuatnya meraih kejelasan, dia takkan meraih manfaat dari usahanya sepanjang hayatnya.

Jika bermimpi bahwa Allah s.w.t. memberikannya nama dengan nama-Nya atau nama lain, dia dapat mengatasi persoalannya dan mengalahkan musuhnya.

Jika bermimpi bahwa Dia memberinya suatu harta dunia, hal itu merupakan ujian yang menjadi sarana diperolehnya rahmat Allah.

Jika bermimpi seolah-olah Allah s.w.t. murka kepadanya, hal itu menunjukkan kemurkaan orang tua kepadanya.

Jika bermimpi seolah-olah orang tuanya memurkainya, hal itu menunjukkan kemurkaan Allah terhadapnya karena Allah s.w.t. berfirman:

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu…” (Luqmān: 14).

Dalam sebuah kabar ditegaskan: “Ridha Allah s.w.t. berkenaan dengan keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah s.w.t. berkaitan dengan kemurkaan orang tua.”

Ada pula yang mena’wilkan bahwa barang siapa yang bermimpi seolah-olah Allah s.w.t. murka kepadanya, dia akan jatuh dari tempat yang tinggi karena Allah s.w.t. berfirman:

“….Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku, sungguh, binasalah dia.” (Thāhā: 81).

Jika bermimpi seolah-olah dia jatuh dari benteng, langit, atau gunung, hal itu menunjukkan kemurkaan Allah s.w.t. kepadanya.

Jika bermimpi seolah-olah dirinya berada di hadapa Allah s.w.t. di suatu tempat yang diketahuinya, akan meratalah keadilan dan kesuburan di tempat itu, binasalah penduduknya yang zhalim, dan dimenangkanlah penduduknya yang dizhalimi.

Jika bermimpi seolah-olah dia melihat kursi Allah s.w.t., niscaya dia meraih ni‘mat dan rahmat Allah s.w.t.

Jika mimpi melihat patung lalu dikatakan kepadanya: “Inilah tuhanmu” atau dia menduga bahwa itu merupakan tuhannya, lalu dia menyembah dan bersujud kepadanya, berarti dia akan berkubang dalam kebatilan yang dianggapnya sebagai kebenaran. Inilah mimpi orang yang mendustakan Allah s.w.t.

Jika mimpi seolah-olah dia mencari Allah s.w.t., dia akan menginkari ni‘mat Rabb ‘azza wa jalla dan tidak rela terhadap ketetapan-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *