Tanwir-al-Qulub | Bagian Kedua-Bab 7 : Tobat (9/10)

Menerangi Qalbu
Manusia Bumi, Manusia Langit
Pengarang : Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi An Naqsyabandiy
Penerbit : Pustaka Hidayah , Bandung

(lanjutan)

Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa “Ada seorang lelaki dari Bani Israil yang tidak menjaga diri dari perbuatan dosa. Suatu saat dia didatangi oleh seorang perempuan. Dia memberi uang sebesar 60 dinar kepada perempuan itu untuk menggaulinya. Ketika lelaki itu hampir melakukan niatnya, tiba-tiba badan perempuan itu bergetar hebat lalu menangis. Laki-laki itu bertanya keheranan, Apa yang membuatmu menangis, apakah aku telah memaksamu? Perempuan itu menjawab, “Tidak, tetapi perbuatan ini belum pernah aku lakukan sama sekali Aku terdorong melakukan hal ini karena terdesak kebutuhan hidup.” Lalu lelaki itu berkata, “Engkau bersedia melakukannya (karena terdesak kebutuhan) padahal engkau belum pernah melakukannya sama sekali! Pulanglah dan ambillah uang itu. Demi Allah, mulai saat ini dan selamanya aku tidak akan melakukan dosa lagi. Kemudian pada malam harinya laki-laki itu meninggal dunia. Keesokan paginya di pintu rumah si lelaki tertulis: Sesungguhnya Allah telah mengampuni laki-laki pendosa ini.1

“Uqbah ibn ‘Amir ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda. “Seseorang yang melakukan dosa kemudian dia melakukan kebaikan ibarat seorang lelaki yang terbelenggu baju besi yang sangat sempit yang kemudian sedikit demi sedikit bertambah longgar setiap kali dia melakukan amal baik. Kemudian jika dia terus melakukan berbagai kebaikan, baju besi yang membelenggunya itu akan pecah hingga dia bisa melepaskannya.” Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani dengan sanad masing-masing, salah satunya berderajat shahih.

Abu Hurairah ra, berkata, “Ada seorang laki-laki mengecup seorang perempuan” dalam riwayat lain disebutkan, “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah, aku telah memeluk seorang perempuan dan mengecupnya, tetapi tidak sampai me lakukan zina. Aku melakukannya di pinggir kota Madinah. Maka hukumlah aku menurut hukummu. Lalu Umar berkata kepadanya, ‘Al lah menutupi aibmu jika engkau sendiri menutupinya.” Abu Hurairah berkata, “Nabi sendiri tidak menjawabnya. Namun ketika laki-laki itu berdiri dan pergi berlalu, Rasulullah saw mengikutinya dan berdoa untuknya. Lalu beliau membaca ayat, ‘Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan (dosa) yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.2 Lalu ada seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah ayat ini khusus bagi dia saja?’ dan Rasulullah saw. menjawab, Tidak! Ini berlaku untuk semua manusia.” (HR. Muslim)

Al-Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Pada zaman dahulu ada seorang laki laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia mencari-cari orang yang paling pintar di negeri itu. Dia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Maka si lelaki itu pun segera mendatanginya. Setelah sampai di hadapan sang pendeta, lelaki itu mengatakan bahwa darinya telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, lalu bertanya apakah pintu tobat masih terbuka untuknya. Pendeta itu menjawab, Tidak. Maka dibunuhlah pendeta itu dan genaplah menjadi seratus orang yang telah dia bunuh.

(bersambung)

Catatan:

  1. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan al-Hakim dengan derajat shahih, sedangkan at-Tirmidzi meriwayatkannya dengan derajat hasan. Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ibnu Umar ra mendengar hadits itu lebih dari tujuh kali, sedangkan di dalam riwayat lain dinyatakan bahwa Ibn Umar mendengar Rasulullah saw mengungkapkan hadits ini lebih dari dua puluh kali.
  2. QS. Hud [11] 114.

1 Komentar

  1. Hasyim berkata:

    Terimakasih….saya dapat referensi…baarakallaah fiikum

Tinggalkan Balasan ke Hasyim Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *