Tanwir-al-Qulub | Bagian Kedua-Bab 7 : Tobat (3/10)

Menerangi Qalbu
Manusia Bumi, Manusia Langit
Pengarang : Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi An Naqsyabandiy
Penerbit : Pustaka Hidayah , Bandung

(lanjutan)

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menerima tobat seorang hamba selama dia belum sekarat.1 Artinya tobat si hamba akan diterima Allah selama ruhnya belum sampai di tenggorokan. Karena bila ruh sudah sampai di tenggorokan, si hamba akan melihat dengan jelas tempat kembalinya, apakah rahmat Allah atau kegentingan dan kesulitan. Maka, pada saat itu tobat tidak lagi bermanfaat baginya, tidak pula beriman bila dia seorang kafir. Sebab salah satu syarat tobat adalah ketetapan hati untuk meninggalkan dosa dan tidak akan pernah kembali padanya. Hal tersebut hanya dapat tercapai bila ada kesempatan. Sementara dalam kondisi ruh sudah sampai di tenggorokan, si hamba tidak mungkin lagi memenuhi syarat itu.

Rasulullah saw bersabda, “Kalaupun kalian telah melakukan kesalahan hingga sepenuh langit, lalu kalian menyesalinya, Allah pasti akan mengampuni kalian.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Majah dengan sanad yang hasan.

Rasullullah saw bersabda, “Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertobat dari dosa-dosa seperti orang yang tidak pernah berbuat dosa.” Hadis ini diriwayatkan oleh ath-Thabráni di dalam al-Kabir dan oleh al-Baihaqi di dalam asy-Syab.

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kebaikan dapat melebur dosa sebagaimana air menghilangkan kotoran.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Na’im di dalam al-Hilyah.

Di dalam salah satu atsar disebutkan. “Tidak ada suara yang lebih dicintai Allah Ta’ala daripada suara hamba yang bertobat dari dosanya seraya berucap. “Ya Rabb Lalu Allah berfirman, Labbaika Wahai hamba-Ku, mintalah apa yang engkau kehendaki. Di hadapan-Ku engkau seperti sebagian malaikat Ku. Aku berada di sebelah kananmu, di se belah kirimu dan di atasmu. Aku dekat di lubuk hatimu. Wahai para malaikat-Ku, saksikanlah bahwa sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan untuknya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang hamba bertobat, Allah menerima tobatnya dan membuat lupa malaikat hafadzah (pencatat amal) yang menuliskan amal buruknya. Allah membuat lalai anggota badannya yang melakukan kesalahan. Allah membuat lalai tempatnya di bumi dan maqamnya di langit, agar kelak di hari kiamat dia datang tanpa satu pun makhluk memberikan kesaksian yang memberatkannya.” (HR. Al-Ashbahani)

Ibnu Abbas juga meriwayatkan, “Beberapa orang ahli syirik yang telah melakukan banyak pembunuhan dan perzinaan mendatangi Nabi saw, lalu berkata, “Sesungguhnya agama yang engkau ajarkan itu baik seandainya engkau mengabari kami akan adanya kifarat yang bisa menjadi penebus dosa-dosa yang telah kami lakukan. Lalu turun ayat, “Katakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.2 Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam al Bukhari, Muslim, dan yang lainnya.

(bersambung)

Catatan:

  1. HR. Ahmad dan at-Tirmidzi
  2. QS. Az-Zumar [39]:53

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *