إِذَا وَقَعَ مِنْكَ ذَنْبٌ فَلَا يَكُنْ سَبَبًا لِبَأْسِكَ مِنْ حُصُوْلِ الْاِسْتِقَامَةِ مَعَ رَبِّكَ.
“Jika engkau terjatuh dalam perbuatan dosa, janganlah hal itu membuatmu putus-asa untuk bisa beristiqāmah bersama Tuhanmu.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
إِذَا وَقَعَ مِنْكَ ذَنْبٌ فَلَا يَكُنْ سَبَبًا لِبَأْسِكَ مِنْ حُصُوْلِ الْاِسْتِقَامَةِ مَعَ رَبِّكَ.
“Jika engkau terjatuh dalam perbuatan dosa, janganlah hal itu membuatmu putus-asa untuk bisa beristiqāmah bersama Tuhanmu.”
Ketika engkau terjatuh dalam perbuatan dosa, maka janganlah hal tersebut menyebabkan engkau berputus-asa untuk bisa beristiqāmah lahir dan bāthin ber‘ibādah kepada Allah.
Jangan berkeyakinan dosa tersebut menyebabkan akan hilangnya istiqāmah, akan tetapi tentunya dengan tidak terus-menerus melakukan dosa tersebut.