إِذَا أَطْلَقَ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ وَ لَسْتَ بِأَهْلٍ فَاثْنِ عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ.
“Jika masyarakat memujimu, padahal engkau tidak layak mendapatkannya, maka pujilah Dia (Allah) sebagai Dzāt yang memang layak menyandangnya.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
إِذَا أَطْلَقَ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ وَ لَسْتَ بِأَهْلٍ فَاثْنِ عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ.
“Jika masyarakat memujimu, padahal engkau tidak layak mendapatkannya, maka pujilah Dia (Allah) sebagai Dzāt yang memang layak menyandangnya.”
Ketika masyarakat memujimu, padahal engkau tidak layak dipuji karena tetapnya sifat-sifat tercela yang secara dzātiyyah menetap pada dirimu, maka pujilah Dzāt yang memberimu kebaikan dan memang layak dipuji ya‘ni Tuhanmu yang agung (Allah).
Engkau jangan tertipu oleh orang-orang yang memujimu, akan tetapi celalah dirimu sendiri dan pujilah Tuhamu (Allah).