لَوْ لَا جَمِيْلُ سِتْرِه لَمْ يَكُنْ عَمَلٌ أَهْلًا لِلْقَبُوْلِ.
“Andaikata tidak ada kebaikan tabir (tutup) dari-Nya, niscaya tidak ada ‘amal yang layak untuk diterima.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
لَوْ لَا جَمِيْلُ سِتْرِه لَمْ يَكُنْ عَمَلٌ أَهْلًا لِلْقَبُوْلِ.
“Andaikata tidak ada kebaikan tabir (tutup) dari-Nya, niscaya tidak ada ‘amal yang layak untuk diterima.”
Jika tidak ada keindahan tabir-Nya, maka tidak akan ada ‘amal perbuatan yang layak untuk diterima.
Karena sesungguhnya seorang hamba sering diuji dengan merasa memiliki kekuatan ber‘amal dan bangga dengan ‘amal perbuatan yang dilakukan, terkadang juga diuji dengan adanya riyā’, mengharap pujian masyarakat, semua itu dinamakan syirik khafī (samar). Jika bukan karena fadhal Allah, maka dari sekian ‘amal itu tidak akan ada satu pun yang diterima oleh Allah.