لَا تَطْلُبْ عِوَضًا عَلَى عَمَلٍ لَسْتَ لَهُ فَاعِلًا يَكْفِيْ مِنَ الْجَزَاءِ لَكَ عَلَى الْعَمَلِ أَنْ كَانَ لَهُ قَابِلًا.
“Jangan menuntut upah (ganti) dari ‘amal perbuatanmu yang kau sendiri tidak melakukannya. Cukup besar upah balasan Allah bagimu jika Allah menerima hal itu.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
لَا تَطْلُبْ عِوَضًا عَلَى عَمَلٍ لَسْتَ لَهُ فَاعِلًا.
“Jangan menuntut upah (ganti) dari ‘amal perbuatanmu yang kau sendiri tidak melakukannya.”
Jangan menuntut pahala dari ‘amal perbuatan yang tidak kau lakukan. Karena yang menciptakan ‘amal itu adalah Allah, hanya secara zhāhir-nya saja engkau yang melakukannya, sehingga engkau tidak layak menuntut pahala dari-Nya, justru harusnya engkau bersyukur atas ni‘mat yang Ia berikan.
يَكْفِيْ مِنَ الْجَزَاءِ لَكَ عَلَى الْعَمَلِ أَنْ كَانَ لَهُ قَابِلًا.
“Cukup besar upah balasan Allah bagimu jika Allah menerima hal itu.”
Cukuplah balasan yang diberikan Allah kepadamu atas ‘amal perbuatan yang kau lakukan dengan bersedia menerima ‘amal perbuatanmu.