Syarah Hikmah Ke-84 – Syarah al-Hikam – KH. Sholeh Darat

شَرْحَ
AL-HIKAM
Oleh: KH. SHOLEH DARAT
Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara
(1820-1903 M.)

Penerjemah: Miftahul Ulum, Agustin Mufarohah
Penerbit: Penerbit Sahifa

Syarah al-Hikam

KH. Sholeh Darat
[Ditulis tahun 1868]

SYARAH HIKMAH KE-84

 

لَمَّا عَلِمَ الْحَقُّ مِنْكَ وُجُوْدَ الْمَلَلِ لَوَّنَ لَكَ الطَّاعَاتِ وَ عَلِمَ مَا فِيْكَ مِنْ وُجُوْدِ الشَّرَهِ فَحَجَرَهَا عَلَيْكَ فِيْ بَعْضِ الْأَوْقَاتِ لِيَكُوْنَ هَمُّكَ إِقَامَةُ الصَّلَاة لَا وُجُوْدُ الصَّلَاةِ فَمَا كُلُّ مُصَلٍّ مُقِيْمٌ.

Ketika Allah mengetahui bahwa engkau mudah jemu, maka Allah membuatkanmu bermacam-macam taat. Ketika Allah telah mengetahui bahwa engkau juga bersifat rakus, maka Dia membatasinya (berbuat ketaatan) pada waktu-waktu tertentu. Supaya semangatmu tertuju pada sempurnanya sembahyang, sebab bukan semua orang yang sembahyang itu sempurna sembahyangnya.

 

Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:

لَمَّا عَلِمَ الْحَقُّ مِنْكَ وُجُوْدَ الْمَلَلِ لَوَّنَ لَكَ الطَّاعَاتِ.

Ketika Allah mengetahui bahwa engkau mudah jemu, maka Allah membuatkanmu bermacam-macam taat.

Ketika Allah sudah mengetahui bahwa engkau mudah bosan, maka Dia membuatkanmu bermacam-macam ketaatan, seperti shalat, puasa, dzikir dan bertasbīḥ. Ini semua termasuk rahmat karunia dari Allah, sebab jika engkau ditaqdīrkan berbuat taat hanya satu macam saja maka engkau akan merasa sangat bosan.

 

وَ عَلِمَ مَا فِيْكَ مِنْ وُجُوْدِ الشَّرَهِ فَحَجَرَهَا عَلَيْكَ فِيْ بَعْضِ الْأَوْقَاتِ.

Ketika Allah telah mengetahui bahwa engkau juga bersifat rakus, maka Dia membatasinya (berbuat ketaatan) pada waktu-waktu tertentu.

Allah juga sudah mengetahui bahwa engkau juga bersifat rakus dalam suatu ‘amal, maka Dia mencegahmu berbuat taat dalam sebagian waktu. Sebab itu, shalat fardhu tidak boleh dilaksanakan kecuali dalam waktu yang sudah ditentukan, shalat sunnah juga tidak boleh dilakukan pada waktu karāhah yang ada lima, dan juga puasa tidak boleh dilakukan pada dua hari raya dan tiga hari tasyrīq.

 

لِيَكُوْنَ هَمُّكَ إِقَامَةُ الصَّلَاة لَا وُجُوْدُ الصَّلَاةِ فَمَا كُلُّ مُصَلٍّ مُقِيْمٌ.

Supaya semangatmu tertuju pada sempurnanya sembahyang, sebab bukan semua orang yang sembahyang itu sempurna sembahyangnya.

Agar terdapat perhatian atau semangatmu untuk merenungkan semua itu agar engkau bisa melaksanakan shalat (dengan sempurna), bukan sekedar mendirikan shalat, sebab tidak setiap orang shalat bisa melaksanakan shalat. Adapun yang dinamakan mendirikan atau melaksanakan shalat adalah menjaga adab tata krama shalat, serta menjaga sirr hati sanubarinya agar selalu bersama Allah, sekiranya engkau tidak mengingat selain-Nya, sehingga tubuhmu menghadap qiblat dan hatimu menghadap kepada Allah. Shalat yang seperti ini besar fadhīlah-nya dan jarang ditemukan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *