Syarah Hikmah Ke-72 – Syarah al-Hikam – KH. Sholeh Darat

شَرْحَ
AL-HIKAM
Oleh: KH. SHOLEH DARAT
Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara
(1820-1903 M.)

Penerjemah: Miftahul Ulum, Agustin Mufarohah
Penerbit: Penerbit Sahifa

Syarah al-Hikam

KH. Sholeh Darat
[Ditulis tahun 1868]

SYARAH HIKMAH KE-72

 

فَاقَتُكَ لَكَ ذَاتِيَّةٌ وَ وُرُوْدُ الْأَسْبَابِ مُذَكِّرَاتٌ لَكَ بِمَا خَفِيَ عَلَيْكَ مِنْهَا وَ الْفَاقَةُ الذَّاتِيَّةُ لَا تَرْفَعُهَا الْعَوَارِضُ.

Merasa butuh adalah watak aslimu. Sedangkan sebab-sebab adalah menjadi pengingatmu terhadap apa yang tersembunyi darinya bagimu. Sedang kebutuhan yang asli itu tidak dapat dihindarkan oleh sesuatu yang sementara (fantasi).

 

Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:

فَاقَتُكَ لَكَ ذَاتِيَّةٌ.

Merasa butuh adalah watak aslimu.

Merasa butuh itu adalah sifat aslimu, tidak bisa terlepas darimu. Karena engkau pasti menginginkan ni‘mat al-ījād dan ni‘mat al-imdād. Jika keduanya (ni‘mat al-ījād dan ni‘mat al-imdād) tidak ada, tidak akan ada keberadaanmu, karena asal kejadianmu adalah dari kehendak Allah, dan engkau menerima kehendak Allah. Sifat “merasa butuh” ini tidak diketahui oleh manusia pada umumnya, selama mereka sehat dan memiliki uang, mereka lupa akan sifat dasarnya dan lupa pada Tuhannya, kemudian Allah memberi ni‘mat berupa sakit dan fakir kepada hamba yang dikasihi-Nya, agar mereka kembali ingat kepada Allah s.w.t. Sebagaimana perkataan Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh:

وَ وُرُوْدُ الْأَسْبَابِ مُذَكِّرَاتٌ لَكَ بِمَا خَفِيَ عَلَيْكَ مِنْهَا.

Sedangkan sebab-sebab adalah menjadi pengingatmu terhadap apa yang tersembunyi darinya bagimu.

Datangnya sebab kebutuhanmu seperti sakit dan fakir itu menjadikan engkau mengingat sesuatu yang samar dari kebutuhanmu, sebab selama engkau sehat dan kecukupan harta engkau melupakan Tuhanmu.

Jika sakit dan fakir menghampiri dan engkau sangat membutuhkan Allah, maka engkau menunjukkan sifat dasarmu. Sehingga engkau menempati sifat ‘ubūdiyyah dan menetapkan sifat rubūbiyyah-Nya. Karena di saat sakit dan fakir, engkau merasa dirimu lemah lalu berdoa kepada-Nya untuk menghilangkannya, berarti engkau mengaku menjadi hamba-Nya dan mengakui-Nya sebagai Tuhanmu. Oleh sebab itu, bersyukur dan relalah ketika engkau sakit dan fakir. Jangan pernah menyangka Allah memberimu sakit dan fakir karena Allah tidak menyayangi dan mengasihimu, jangan pernah! Penyebab Fir‘aun mengaku sebagai tuhan, adalah karena selama 400 tahun ia tidak pernah sakit, tidak pernah fakir, sehingga tidak pernah berkeringat dan tidak pernah merasa kesusahan. Andaikan ia pernah merasakan sakit kepala satu jam saja, maka ia tak akan pernah mengaku sebagai tuhan, ini menurut pemikiran awamnya manusia. Orang ‘ārif itu tidak pernah berhenti mengingat Allah dan butuh kepada-Nya walaupun sedetik, baik dalam keadaan sehat atau sakit, dalam keadaan kaya atau miskin. Sehingga orang ‘ārif tidak perlu menunggu peringatan dari Allah dengan sakit atau miskin, jikalau diberi sakit atau miskin maka menambah pahala dan mengangkat derajatnya di sisi Allah. Wallāhu a‘lam.

 

وَ الْفَاقَةُ الذَّاتِيَّةُ لَا تَرْفَعُهَا الْعَوَارِضُ.

Sedang kebutuhan yang asli itu tidak dapat dihindarkan oleh sesuatu yang sementara (fantasi).

Kebutuhan dzātiyyah-mu tidak dapat dihilangkan oleh sesuatu yang baru datang.

Kesehatanmu, kekayaanmu, kekuasaanmu, pangkatmu, dan kedudukanmu itu tidak ada yang bisa menghilangkan kebutuhan dzātiyyah-mu. Sesungguhnya Allah berkuasa menjadikan engkau sakit, menjadikanmu miskin, lemah, dan menjadikanmu hina dalam setiap keadaan. Maka, selalu ingatlah kepada Allah dalam segala keadaan, mendekatlah kepada-Nya pada tiap waktu!

1 Komentar

  1. Yosef gustiman berkata:

    Tidak perlu didiskusikan, yang perlu diamalkan dulu. Nanti Allah akan memberikan ilmu kepada kita setelah diamalkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *