إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ عِزٌّ لَا يَفْنَى فَلَا تَسْتَعِزَّنَّ بِعِزٍّ يَفْنَى.
“Jika engkau menginginkan kemuliaan abadi maka jangan membanggakan kemuliaan yang fanā’.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ عِزٌّ لَا يَفْنَى فَلَا تَسْتَعِزَّنَّ بِعِزٍّ يَفْنَى.
“Jika engkau menginginkan kemuliaan abadi maka jangan membanggakan kemuliaan yang fanā’.”
Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tak akan pudar dan abadi selamanya, maka jangan mencintai dan bersandar kepada kemuliaan yang fanā’ yaitu dunia.
Jika engkau membangga-banggakan dunia, bersandar kepada selain-Nya atau mencintai selain-Nya, maka kebahagiaanmu itu tidak kekal abadi, hilanglah sandaranmu, hilanglah kecintaanmu, dan engkau akan bersedih hati atas apa yang sudah kau banggakan. Barang siapa berbahagia karena mempunyai Tuhan dan cinta kepada Allah, maka kebahagiaannya tidak akan rusak, begitu pula kemuliaan yang ia dapat. Yang dinamakan dunia adalah sesuatu yang melebihi kadar kebutuhan menurut syara‘.