مَطْلَبُ الْعَارِفِيْنَ مِنَ اللهِ تَعَالَى الصِّدْقُ فِي الْعُبُوْدِيَّةِ وَ الْقِيَامُ بِحُقُوْقِ الرُّبُوْبِيَّةِ.
“Yang diminta orang ‘ārif kepada Allah adalah ketulusan dalam ber‘ibādah dan dapat memenuhi hak-hak rubūbiyyah-Nya.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
مَطْلَبُ الْعَارِفِيْنَ مِنَ اللهِ تَعَالَى الصِّدْقُ فِي الْعُبُوْدِيَّةِ وَ الْقِيَامُ بِحُقُوْقِ الرُّبُوْبِيَّةِ.
“Yang diminta orang ‘ārif kepada Allah adalah ketulusan dalam ber‘ibādah dan dapat memenuhi hak-hak rubūbiyyah-Nya.”
Permohonan orang yang ‘ārif adalah memohon (agar) benar dalam menyembah atau ber‘ibādah dan memohon agar dapat memenuhi hak-hak Allah.
Benar dalam ber‘ibādah adalah tetapnya adab tatakrama ber‘ibādah dan memenuhi hak-hak Allah. Seperti syukur ketika diberi keni‘matan, bersabar ketika diberi cobaan, membenci orang-orang yang membenci-Nya, mencintai orang-orang yang dicintai-Nya, meninggalkan ikhtiyār dan tadbīr (cemas yang berlebihan akan masa depan), pasrah pada ketentuan yang ditetapkan Allah, melanggengkan ḥādhir (dzikir dan ‘ibādah) kepada Allah.