الْحُزْنُ عَلَى فُقْدَانِ الطَّاعَةِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ إِلَيْهَا مِنْ عَلَامَاتِ الْاِغْتِرَارِ.
“Sedih lantaran kehilangan kesempatan berbuat ketaatan tanpa disertai upaya untuk bangkit mengerjakannya merupakan salah satu tanda ketertipuan.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
الْحُزْنُ عَلَى فُقْدَانِ الطَّاعَةِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ إِلَيْهَا مِنْ عَلَامَاتِ الْاِغْتِرَارِ.
“Sedih lantaran kehilangan kesempatan berbuat ketaatan tanpa disertai upaya untuk bangkit mengerjakannya merupakan salah satu tanda ketertipuan.”
Bersedih hati lantaran kehilangan kesempatan berbuat ketaatan namun tidak bergegas melakukan ketaatan adalah termasuk tanda orang yang terkena tipu-daya nafsu dan syaithān. Bersedih yang murni adalah segera bergegas melakukan ketaatan dan menangisi kesempatan berbuat taat yang telah terlewat.