مَنْ وَجَدَ ثَمَرَةَ عَمَلِهِ عَاجِلًا فَهُوَ دَلِيْلٌ عَلَى وُجُوْدِ الْقَبُوْلِ آجِلًا.
“Siapa yang merasakan buah ‘amalnya di dunia maka itulah bahwa di akhirat ‘amalnya diterima.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
مَنْ وَجَدَ ثَمَرَةَ عَمَلِهِ عَاجِلًا فَهُوَ دَلِيْلٌ عَلَى وُجُوْدِ الْقَبُوْلِ آجِلًا.
“Siapa yang merasakan buah ‘amalnya di dunia maka itulah bahwa di akhirat ‘amalnya diterima.”
Barang siapa merasakan buah ‘amalnya ketika melaksanakan ‘amal, maka itu pertanda ‘amalnya diterima.
Tanda Allah menerima ‘amal hamba-Nya adalah dengan hamba tersebut merasakan manisnya buah ‘amal yang telah diperbuatnya. Manisnya hati atas ‘amal yang dilakukan adalah tanda akan diberi pahala besok di akhirat. Dengan tidak adanya tanda tersebut, menunjukkan tidak diterimanya ‘amal dan menunjukkan kemarahan Allah.