مَا بَسَقَتْ أَغْصَانُ ذُلٍّ إِلَّا عَلَى بِذْرِ طَمَعٍ.
“Dahan-dahan kehinaan tidak akan berkembang kecuali dari benih ketamakan.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
مَا بَسَقَتْ أَغْصَانُ ذُلٍّ إِلَّا عَلَى بِذْرِ طَمَعٍ.
“Dahan-dahan kehinaan tidak akan berkembang kecuali dari benih ketamakan.”
Tamak adalah perkara terburuk yang bisa merusak ‘ubūdiyyah. Tamak merupakan sumber dari keberbagai macam cobaan hati. Karena orang yang tamak itu hanya mau bersandar kepada makhlūq saja. Sebab terjadinya tamak adalah ragu atau menyangsikan taqdīr dan tidak diragukan lagi bahwa orang yang tamak itu agamanya rusak.
Kebalikan dari tamak adalah wara‘, ya‘ni keyakinan hati kepada taqdīr Allah dan berserah diri dan menyandarkan hati kepada-Nya, hatinya tentram bersama dengan-Nya.