رُبَّمَا كُنْتَ مُسِيْئًا فَأَرَاكَ الْإِحْسَانَ مِنْكَ صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَ أَسْوَأُ حَالًا مِنْكَ.
“Bisa jadi engkau berbuat buruk, namun persahabatanmu dengan orang yang kondisinya lebih buruk menjadikanmu tampak baik.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
رُبَّمَا كُنْتَ مُسِيْئًا فَأَرَاكَ الْإِحْسَانَ مِنْكَ صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَ أَسْوَأُ حَالًا مِنْكَ.
“Bisa jadi engkau berbuat buruk, namun persahabatanmu dengan orang yang kondisinya lebih buruk menjadikanmu tampak baik.”
Pergaulanmu dengan orang-orang bodoh hanya akan menjadikan madharat bagimu, dan menjadikanmu melakukan maksiat kepada Allah, karena mungkin saja engkau akan berbuat tercela dan engkau berkeyakinan apa yang engkau kerjakan itu baik, engkau rela melakukannya, dan bergembira dengannya, maka engkau menjadi ‘ujub dan senang dengan pujian temanmu. Dengan demikian, jadilah engkau orang yang terkena tipu daya syaithan dan tipu-daya hawa-nafsumu. Maka, carilah teman yang benci dunia dan cinta akhirat.