لَا تَنْفَعُهُ طَاعَتُكَ وَ لَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتُكَ وَ إِنَّمَا أَمَرَكَ بِهذِهِ و نَهَاكَ عَنْ هذِهِ لِمَا يَعُوْدُ عَلَيْكَ.
“Ketaatanmu tidak bermanfaat untuk-Nya dan maksiatmu tidak mendatangkan bahaya kepada-Nya. Allah memerintahkan ini dan melarang itu tidak lain untuk kepentinganmu sendiri.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
لَا تَنْفَعُهُ طَاعَتُكَ وَ لَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتُكَ وَ إِنَّمَا أَمَرَكَ بِهذِهِ و نَهَاكَ عَنْ هذِهِ لِمَا يَعُوْدُ عَلَيْكَ.
“Ketaatanmu tidak bermanfaat untuk-Nya dan maksiatmu tidak mendatangkan bahaya kepada-Nya. Allah memerintahkan ini dan melarang itu tidak lain untuk kepentinganmu sendiri.”
Ketaatanmu tidak bermanfaat bagi Allah dan maksiatmu juga tidak membahayakan-Nya, akan tetapi Allah memerintahkamu untuk berbuat taat dan melarangmu berbuat maksiat. Karena itu semua manfaatnya akan kembali kepada dirimu sendiri, tidak kembali kepada-Nya, ini adalah anugerah dari Allah.