لَا يُخْرِجُ الشَّهْوَةَ مِنَ الْقَلْبِ إِلَّا خُوْفٌ مُزْعِجٌ أَوْ شَوْقٌ مُقْلِقٌ.
“Tiada yang bisa mengusir syahwat dari hati, kecuali rasa takut yang menggetarkan atau rindu yang menggelisahkan.”
Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:
لَا يُخْرِجُ الشَّهْوَةَ مِنَ الْقَلْبِ إِلَّا خُوْفٌ مُزْعِجٌ أَوْ شَوْقٌ مُقْلِقٌ.
“Tiada yang bisa mengusir syahwat dari hati, kecuali rasa takut yang menggetarkan atau rindu yang menggelisahkan.”
Tidak ada yang bisa keluar dari jeratan cinta dunia yang sudah bersarang di relung qalbu, kecuali jika ditakut-takuti dengan siksa Allah yang tercantum di dalam al-Qur’ān yang bisa menggetarkan. Ya‘ni, mengingatkan kesulitan ajal dan kesakitannya, dikuburnya orang mati, dan mengingat bahwa semuanya pasti juga akan dimasukkan ke liang lahat sendirian tanpa teman, mengingat pertanyaan malaikat munkar dan nakir, mengingat kesulitan di padang maḥsyar. Sejatinya kita semua akan berdiri di padang maḥsyar selama 1.000 tahun atau 50.000 tahun, dan pada waktu itu matahari diturunkan berjarak tepat di atas kepala seluruh makhlūq, ‘amal kita semua pasti akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban, umur, keni‘matan, ketaatan, ‘amal buruk dan hal-hal lain yang sudah disebutkan dalam hadits Nabi. Atau dengan membayangkan keni‘matan surga yang sudah dipersiapkan untuk orang yang ahli berbuat ketaatan. Hak-hak di atas bisa dilakukan dengang mengikuti perkumpulan orang ahli dzikir, dan perkumpulan orang yang gemar mempelajari ‘ilmu nāfi‘. Atau bisa juga dengan membaca al-Qur’ān yang disertai dengan merenungkan ma‘na yangg terkandung di dalamnya.