Syarah Hikmah Ke-107 – Syarah al-Hikam – KH. Sholeh Darat

شَرْحَ
AL-HIKAM
Oleh: KH. SHOLEH DARAT
Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara
(1820-1903 M.)

Penerjemah: Miftahul Ulum, Agustin Mufarohah
Penerbit: Penerbit Sahifa

Syarah al-Hikam

KH. Sholeh Darat
[Ditulis tahun 1868]

SYARAH HIKMAH KE-107

 

عَلِمَ قِلَّةَ نُهُوْضِ الْعِبَادِ إِلَى مُعَامَلَتِهِ فَأَوْجَبَ عَلَيْهِمْ وُجُوْدُ طَاعَتِهِ فَسَاقَهُمْ إِلَيْهَا بِسَلَاسِلِ الْإِيْجَابِ عَجِبَ رَبُّكَ مِنْ قَوْمٍ يُسَاقُوْنَ إِلَى الْجَنَّةِ بالسَّلَاسِلِ.

Allah mengetahui kurang semangatnya hamba dalam ber‘ibādah. Oleh karena itu, Dia mengharuskan mereka untuk menunaikan sejumlah ketaatan. Sehingga Ia menggiring mereka dengan rantai kewajiban. Tuhan kagum dengan kaum yang digiring menuju surga dengan rantai tersebut.

 

Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:

عَلِمَ قِلَّةَ نُهُوْضِ الْعِبَادِ إِلَى مُعَامَلَتِهِ فَأَوْجَبَ عَلَيْهِمْ وُجُوْدُ طَاعَتِهِ.

Allah mengetahui kurang semangatnya hamba dalam ber‘ibādah. Oleh karena itu, Dia mengharuskan mereka untuk menunaikan sejumlah ketaatan.

Allah sudah mengetahui akan kemalasan hamba-Nya dalam ber‘ibadah, maka Allah mewajibkan mereka untuk melaksanakan ketaatan, dan mengancam atau menakut-nakuti orang yang suka meninggalkan ketaatan dengan dimasukkan ke dalam neraka.

 

فَسَاقَهُمْ إِلَيْهَا بِسَلَاسِلِ الْإِيْجَابِ.

Sehingga Ia menggiring mereka dengan rantai kewajiban.

Allah menggiring mereka semua agar melakukan ketaatan dengan rantai kewajiban.

Allah s.w.t. menggiring hamba-Nya menuju ketaatan dengan kewajiban melakukan ‘ibādah. Agar kelak di akhirat, hamba tersebut mendapatkan kebahagiaan sebab ketaatan yang dia lakukan, walaupun terdapat masyaqqat (kesulitan) di saat melaksanakannya. Allah memperlakukan hamba-Nya sebagaimana perlakuan ayah terhadap anaknya.

Tidakkah engkau melihat seorang ayah yang mengajari, bahkan memukuli anaknya karena ia terlalu menuruti hawa-nafsunya? Ketika seorang anak akan memakan sesuatu yang membahayakan dirinya, sang ayah akan memaksa anaknya untuk menjauhi makanan tersebut, si anak kesulitan sekali melaksanakannya, ia membenci larangan tersebut, ia tidak suka melakukannya. Sebenarnya tindakan sang ayah adalah untuk kebaikan si anak, hanya saja si anak belum mengerti hal itu. Ketika ia sudah besar dan akalnya sudah sempurna, maka ia akan tahu bahwa pemaksaan dan pengajaran ayahnya itu ternyata bermanfaat untuk dirinya sendiri, bukan untuk ayahnya. Begitu pula apa yang dilakukan Allah terhadap hamba-Nya, memaksa hamba-Nya untuk melaksanakan kewajiban itu manfaatnya hanya akan kembali kepada diri hamba sendiri bukan kembali kepada Allah. Oleh karena itu Syaikh berkata:

عَجِبَ رَبُّكَ مِنْ قَوْمٍ يُسَاقُوْنَ إِلَى الْجَنَّةِ بالسَّلَاسِلِ.

Tuhan kagum dengan kaum yang digiring menuju surga dengan rantai tersebut.

Apakah engkau tidak heran kepada manusia yang digiring menuju surga dengan paksa, sedangkan leher mereka semua dirantai?

Allah mewajibkan ketaatan hanya karena bertujuan untuk memasukkan mereka ke dalam surga.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *