Shalat Orang Yang Khusyuk – Sayyid Abdul Husain Dastghaib – Pendahuluan (8/8)

Shalat Orang Yang Khusyuk
Sayyid Abdul Husain Dastghaib
Penerjemah & Editor : Irwan Kurniawan
Penerbit : Yayasan Bahtera Cinta Al Musthofa

(lanjutan)

Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (shalat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS al-Baqarah [2]: 45).

Kebanyakan ahli tafsir merujukkan kata ganti إِنَّها dalam pada shalat, artinya shalat itu sukar dan sulit bagi orang yang tidak khusyuk. Orang-orang yang khusyuk adalah mereka yang yakin bahwa mereka telah mencapai apa yang dijanjikan Allah Swt dan memperoleh rahmat- Nya. Karena buku ini merupakan risalah ringkas tentang shalat, maka cukuplah dengan apa yang telah kami sebutkan tentang keutamaan shalat.

SHALAT ADALAH PERPADUAN ANTARA DOA, TILAWAH AL- QURAN, KERENDAHAN HATI, DAN KHUSYUK

Orang berakal yang ingin menyiapkan bekal akhiratnya, ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan meraih kedekatan yang merupakan kebahagiaan yang luar biasa, tidak boleh mengabaikan shalat, yang merupakan gabungan dari doa, kerendahan hati, permohonan sungguh-sungguh, kehinaan diri, khusyuk, dan ketundukan ketika berdiri, rukuk, dan sujud. Ia harus melakukannya dengan memenuhi seluruh syarat lahiriah dan batiniahnya, dan menghilangkan segala penghalang untuk diterimanya. Semoga Allah Swt meridhainya dan memperkenankannya untuk memasuki pelataran kemurahan-Nya bersama para wali-Nya yang dekat. Dengan begitu, ia dapat merasakan manisnya zikir, yang lebih nikmat daripada segala nikmat, sehingga nikmatnya tak terlukiskan. Dengan cara itu, ia akan meraih kebahagiaan yang luar biasa.

ORANG-ORANG YANG LALAI TERHADAP SHALAT DAN KERUGIAN TERBESAR

Barangsiapa yang melalaikan shalat, maka ia akan mendapat kecelakaan yang besar. Betapa besar kezaliman yang dia lakukan terhadap dirinya sendiri, karena orang zalim akan merasakan kesedihan dan penyesalan pada hari kiamat.

Ya, hari kiamat adalah hari kemunculan jejak-jejak akibat manusia melalaikan Allah dan mengikuti setan. Tipu muslihat serta bisikannya disingkapkan kepada orang-orang yang durhaka. Namun, apa manfaatnya hal itu bagi mereka pada hari kiamat setelah mereka tertipu dan disesatkan di dunia ini?[]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *